Tugas Ganda Prajurit Kostrad di Wilayah Konflik, Nduga

Selain memastikan keamanan warga, prajurit TNI Kostrad juga bertugas meraih kepercayaan masyarakat terhadap TNI dan negara Indonesia.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 17 Feb 2024, 01:23 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2024, 01:23 WIB
Kostrad nduga
Prajurit Kostrad berusaha keras agar anak-anak di wilayah konflik Nduga tetap bisa mengakses pengetahuan, apapun caranya. Foto: liputan6.com/ist

Liputan6.com, Nduga - "Saya Letda Chk Agung Kurniawan Prawira, S.H., M.H., saat ini saya sedang melaksanakan tugas sebagai Satgas Pamtas RI-PNG Mobile di Kabupaten Nduga (bawah) Provinsi Papua Pegunungan, meliputi wilayah Kota Kenyam dan perbatasan antara Kabupaten Nduga dengan Kabupaten Asmat," sebuah pesan masuk ke telepon pintar liputan6.com. 

Dari perkenalan pengirim pesan, rupanya ada sebuah kisah yang ingin ia bagikan.

"Saya bergabung dengan Batalyon Infanteri 411/Pandawa/6/2 Kostrad yang bermarkas di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Dalam penugasan ini saya sendiri menempati definitif jabatan sebagai Perwira Hukum (Pakum) Satgas," lanjut pesan itu.

Selanjutnya Letda Agung Kurniawan menceritakan kondisi di tempatnya bertugas. Ia ingin berbagi cerita sebaiknya manusia biasa yang juga butuh tempat berbagi.

Selanjutnya ia menyebut bahwa tugas utamanya memang menjaga stabilitas keamanan. Dalam prakteknya secara manusiawi para prajurit Kostrad merasa harus ikut menjaga kelancaran roda perekonomian dan pembangunan di daerah penugasan.

"Kami dari Satgas Mobile Yonif 411/Pandawa Kostrad menyusun sekaligus menjalankan program teritorial agar TNI AD dan rakyat tetap menyatu seperti sejarah ketentaraan Indonesia," kata Letda Agung. 

 

 

Menjadi Solusi Masyarakat

Nduga
Pasukan Kostrad harus menjalankan strategi ganda agar mendapat kepercayaan warga bahwa kehadiran TNI untuk melindungi masyarakat dari siapapun yang jahat kepada masyarakat. Foto: liputan6.com/ist.

Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dan Pangkostrad Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa pernah menyebutkan bahwa kehadiran Satgas Yonif 411/Pandawa Kostrad harus bermanfaat dan menjadi solusi masyarakat mengatasi setiap kesulitan. Termasuk kesulitan paling sederhana.

"Kami terjemahkan sebagai perintah lisan yang kemudian dituangkan dalam program teritorial," katanya

Komandan Satgas (Dansatgas) Mobile Yonif 411/Pandawa/6/2 Kostrad Letkol Inf Subandi, SE, M.I.P menggagas pelayanan kesehatan gratis, berbagi sembako yang diberi nama "Pos Senyum", borong hasil bumi, peduli gizi, peduli pendidikan, membantu mengajar, program penerangan lampu solar cell di wilayah Batas Batu. 

Dalam prakteknya berkembang poskotis Kenyam dijadikan tempat belajar "Pondok Pintar Pandawa". Apalagi di sekitar poskotis banyak anak-anak yang bermain. Mereka difasilitasi untuk datang dan bermain sekaligus belajar ke pos setiap harinya.

"Tiap hari selalu ramai anak-anak. Sekitar 15-20 anak-anak datang belajar sambil bermain di Pondok Pintar Pandawa," kata Letda Agung Kurniawan melanjutkan ceritanya.

 

 

 

Tak Rela Anak-anak Disakiti

Kostrad
Anak-anak di wilayah konflik Nduga tak lagi takut kepada pasukan Kostrad, dan menjadikan posko sebagai tempat bermain. Foto: liputan6.com/ist

Ditambahkan bahwa awal bertugas di Kenyam, ia merasa tegang . Apalagi Kenyam adalah daerah rawan dan menjadi basis kelompok kriminal bersenjata. Saat itu jarang ada anak-anak bermain di pos Satgas TNI.

"Entah apa sebabnya, yang jelas itu membuat kami yang bertugas merasa suasana yang sepi," katanya.

Perubahan terjadi ketika dibangun tempat khusus untuk bermain dan belajar bagi anak-anak. Komandan Satgas Letkol Inf Subandi ikut mengerjakan bersama anggotanya. Butuh 3 minggu bangunan berdiri.

"Lalu ketika ada anak-anak yang lewat disapa oleh teman-teman yang bertugas jaga. Kedekatan mulai terbangun dan anak-anak menyebut kami dengan abang-abang TNI. Tiap pulang sekolah tidak pernah absen untuk datang ke Pondok Pintar Pandawa," kata Letda Agung.

Pos Kotis Satgas Mobile Yonif 411/Pandawa/6/2 Kostrad semakin ramai. Fasilitas juga ditambah.

Buku-buku bacaan dan alat peraga belajar, permen, Snack, dan hal-hal yang disukai anak-anak disediakan.

"Tak terasa sudah 7 bulan. Kami para prajurit harus bisa menjadi gtu, teman, kakak, bahkan orang tua bagi anak-anak itu. Ada perasaan tidak rela kalau mereka disakiti dan menjadi korban oknum-oknum yang jahat pada masyarakat," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya