Liputan6.com, Yogyakarta - Tepat pada 23 Februari 1940, Walt Disney Productions kembali merilis film animasi populer Pinocchio atau Pinokio. Film ini menjadi film animasi kedua yang dirilis Disney setelah Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White and the Seven Dwarfs) pada 1937.
Sebelumnya, Pinokio sudah ditayangkan di New York pada 7 Februari 1940. Baru kemudian pada 23 Februari 1940, film ini ditayangkan secara global.
Kepopuleran Hari Pinokio berawal dqri novel anak-anak berjudul Le Avventure di Pinocchio (The Adventures of Pinocchio) karya Carlo Collodi yang dirilis pada 1882. Hingga kemudian, novel tersebut diadaptasi menjadi film animasi yang masih populer hingga sekarang.
Advertisement
Pinokio bercerita tentang seorang kakek pemahat kayu bernama Geppetto. Suatu hari, ia memahat kayu dengan bentuk anak laki-laki yang kemudian diberi nama Pinokio.
Baca Juga
Tak sekadar menjadi boneka, Pinokio kemudian hidup karena diberi kehidupan oleh seorang peri. Sang peri berjanji akan menjadikan Pinokio seorang manusia jika ia bisa menjadi anak penurut dan berbuat baik.
Pinokio pun melalui berbagai rintangan untuk menjadi manusia. Menariknya, Pinokio didesain dengan hidung tak biasa, yakni akan memanjang jika ia berbohong.
Versi animasi Pinokio ini digarap oleh banyak sutradara dan yang menjadi supervisi sutradaranya adalah Ben Sharpsteen dan Hamilton Luske. Film Pinokio kemudian di-remake ulang dua kali, yakni pada 1984 dan 1992.
Sebagai salah satu dongeng anak-anak, kisah Pinokio memberikan gambaran dan pembelajaran moral pada anak-anak bahwa mereka harus jujur. Hingga kini, karakter Pinokioyang hidungnya akan memanjang ketika berbohong masih tetap populer di kalangan maayarakat dunia.
(Resla)