Biji Pucung, Bumbu Rahasia Kelezatan Masakan Betawi

Tanaman ini tumbuh subur di daerah rawa. Biji tanaman pucung menjadi komoditas penting bagi masyarakat Betawi, salah satunya kerap dimanfaatkan sebagai bumbu masakan gabus pucung hingga sambal pucung.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 12 Apr 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 13:00 WIB
gabus-pucung-2-130614a.jpg
Gabus Pucung... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Tanaman pucung sudah sangat akrab dengan masyarakat Betawi sejak dulu. Dikenal juga dengan nama kepayang atau kluwek, pucung telah menjadi simbol kekayaan budaya Betawi yang kerap digunakan sebagai bumbu masakan.

Tanaman ini tumbuh subur di daerah rawa. Biji tanaman pucung menjadi komoditas penting bagi masyarakat Betawi, salah satunya kerap dimanfaatkan sebagai bumbu masakan gabus pucung hingga sambal pucung.

Beberapa orang ada yang memanfaatkan pucung yang tumbuh liar maupun yang memang sengaja ditanam di pekarangan. Tanaman ini memiliki ukuran sedang hingga besar dengan tinggi 18 hingga 40 meter.

Buah tanaman pucung berbentuk seperti bola sepak. Pada bagian permukaannya terasa kasar dengan warna cokelat sepanjang 15-30 sentimeter.

Saat dibelah, terlihat daging buah yang berwarna kekuningan. Bagian ini kerap disebut dengan nama durian Betawi oleh masyarakat setempat. Uniknya, bagian buah ini tidak bisa dimakan sembarangan karena dapat menyebabkan mabuk kepayang.

Masyarakat setempat yang ingin memanfaatkan tanaman ini biasanya menunggu buahnya jatuh dan dibiarkan membusuk. Saat membusuk, kulit dan daging buah ini akan memisahkan diri. Bagian bijinya inilah yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu.

Biji pucung berbentuk bulat telur gepeng dengan warna hitam keabu-abuan. Biji ini memiliki cangkang tebal dan keras dengan urat-uratnya yang menonjol. Umumnya, biji pucung memiliki rata-rata panjang 5 sentimeter.

Salah satu masakan yang menggunakan biji pucung sebagai bumbu adalah gabus pucung. Selain itu, ada juga sambal pucung.

Sementara itu, pucung di daerah Jawa disebut dengan kluwek. Berbeda dengan masyarakat Betawi, masyarakat daerah Jawa memanfaatkan pucung atau kluwek untuk membuat rawon.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya