Musim Hujan Tiba, Awas Banjir Bandang Material Vulkanik Gunung Karangetang Sitaro

"Kondisi ini yang harus diwaspadai yakni banjir yang membawa material vulkanik saat musim hujan,” ujar Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang pada, Jumat (15/3/2024).

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 18 Mar 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2024, 05:00 WIB
Gunung Karangetang
Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulut,

Liputan6.com, Sitaro - Musim hujan sudah melanda wilayah Sulut, ternasuk Kabupaten Kepulauan Sitaro. Terkait kondisi ini, warga setempat diingatkan untuk mewaspadai banjir material vulkanik dari Gunung Karangetang.

"Kondisi ini yang harus diwaspadai yakni banjir yang membawa material vulkanik saat musim hujan,” ujar Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang pada, Jumat (15/3/2024).

Dia mengatakan, beberapa waktu belakangan ini hujan sering terjadi sehingga warga harus berhati-hati terhadap kondisi tersebut. Apalagi mereka yang tinggal dekat dengan Gunung Karangetang.

“Imbauan ini juga menegaskan kembali rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  atau PVMBG, bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan,” ujarnya.

Yudia mengatakan, potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang dapat mengalir hingga ke pantai. Terkait itu, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan diingatkan untuk memperhatikan sejumlah hal.

“Tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1,5 kilometer dari puncak kawah dua dan kawah utama, serta area perluasan sektoral ke arah selatan barat daya sejauh 2,5 kilometer,” ujarnya.

Selain bahaya banjir material vulkanik, warga juga diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Guguran lava dan awan panas guguran tersebut terjadi penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

“Dari aktivitas Gunung Karangetang pada 13 Maret 2024 terekam enam kali gempa embusan dengan amplitudo 7-45 milimeter dengan lama gempa 30-35 detik,” ujarnya.

Selanjutnya, empat kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7-20 milimeter, S-P 10-13 detik dengan lama gempa 53-117 detik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya