Liputan6.com, Semarang - Executive Director Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE)-UNESCO C2C, Prof Ignas Sutapa memuji program penanganan stunting di Kota Semarang. Beberapa upaya yang telah dilakukan yaitu pemenuhan gizi bagi ibu hamil atau calon ibu dan anak periode 1000 hari, sosialisasi peran orang tua, serta kesehatan lingkungan ternyata berhasil membuat angka stunting di Kota Semarang turun signifikan.
Menurutnya, upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ini bisa menjadi role model bagi penanganan stunting tingkat nasional.
Baca Juga
“Masalah stunting adalah masalah bersama. Harus ada upaya serius untuk Indonesia. Pemkot Semarang sangat lengkap dan bisa menjadi model yang pas dalam percepatan penurunan Stunting," kata Ignas.
Advertisement
Ignas mengapresiasi langkah Pemkot Semarang dalam memenuhi sumber pangan lewat program urban farming inisiatif Wali Kota Semarang. Ia mendorong agar program penanganan stunting seperti misalnya Daycare dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
“Ini sangat bagus sekali, bisa menjadi model dan mesti ada hal-hal yang harus diteruskan dan ditingkatkan, serta komitmen untuk bisa mengeksekusi atau mensinergikan,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut jika sampai Februari 2024 kasus stunting di Kota Semarang masih di angka 857 kasus. Angka itu sudah turun drastis di mana satu tahun sebelumnya terdapat 1.340 kasus.
“Kami punya cita-cita, pandangan, perencanaan, dan inovasi di Kota Semarang ini bisa menjadi atau diimplementasikan ke tingkat lebih tinggi. ya. Saat ini angka stunting di Kota Semarang turun drastis,” katanya.
Mbak Ita berharap masyarakat ikut berperan menurunkan angka stunting, di samping perencanaan-perencanaan yang sudah dijalankan pemerintah. Saat ini Pemkot Semarang tengah fokus memberikan perhatian khusus ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
"Kami memprogramkan siaga stunting, jadi betul-betul motret dari masing-masing anak stunting dan ibu hamil. Nanti akan dilihat satu-satu keluarga, seperti dalam upaya kamu menurunkan kemiskinan ekstrem. Kita akan buat parameternya,” kata mbak Ita.