Nikmatnya Intip Ketan, Kuliner Legendaris Zaman Sunan Kudus yang Cuma Muncul Saat Ramadan

Ketan yang satu ini bukan sembarang ketan, pasalnya kuliner khas Kudus ini hanya muncul saat bulan Ramadan.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 28 Mar 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2024, 10:00 WIB
Intip Ketan
Intip ketan dimasak menggunakan cobek tanah agar memunculkan aroma rasa sedap. (Liputan6.com/Arief Pramono)

 

Liputan6.com, Kudus - Dari tampilannya memang biasa saja, hanya sajian ketan yang biasa dijumpai pada masyarakat Jawa. Tapi ketan yang satu ini bukan sembarang ketan, pasalnya kuliner khas Kudus ini hanya muncul saat bulan Ramadan. Intip ketan namanya, kuliner khas yang satu ini kerap diburu masyarakat saat menjelan berbuka puasa.

Di Kudus sendiri, jajanan intip ketan ini sudah jarang ditemukan para penjualnya. Meski nyaris punah, namun usaha jualan jajanan intip ketan ini masih setia ditekuni Layli, yang buka selama rangkaian bulan Ramadan di Kudus yang dikenal sebagai Kota Santri.

Bersama suaminya, Layli membuka lapak intip ketan di sekitar Menara Kudus, sejak pukul 16.00 WIB hingga malam. Di bawah tenda, pasangan suami istri ini membuat intip ketan dengan mempertahankan memasak menggunakan peralatan tradisional.

Proses pembuatannya pun cukup mudah. Yakni beras ketan yang sudah dimasak, kemudian dicampur parutan kelapa. Langkah selanjutnya, yakni bahan-bahan tersebut dipanaskan di atas cobek tanah dengan tungku api.

Layli memilih menggunakan cobek tanah sebagai alat memasak tentu saja ada tujuannya. Sebab jika menggunakan wajan aluminium atau baja, tentu saja aroma dan rasanya jauh berbeda.

Selain itu, menggunakan cobek tanah menimbulkan aroma sedap dan lapisan ketan tidak mudah lengket saat sudah matang. Dalam proses memasaknya, bahan ketan dibuat berbentuk pipih dan ditaburi gula pasir di atasnya.

Setelah dirasa masak, warna ketan permukaan atasnya menjadi sedikit coklat dan hitam pada bagian dasar. Kedua warna yang menempel di lapisan ketan di atas cobek tanah ini mirip kerak nasi yang gosong, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan intip.

Jajanan intip ketan pun siap disajikan. Untuk menjaga aroma dan rasanya, Layli menggunakan selembar daun pisang untuk membungkus intip ketan buatannya.

Dijamin bagi pecinta kuliner pun bakalan ketagihan dengan rasa enak dan gurih, dan tak kalah nikmatnya dengan jajanan kekinian. Layli mengaku menjual intip ketan saat Ramadan saja.

“Intip ketan ini hanya ada saat Dandangan. Ya, satu tahun sekali. Selain waktu itu sulit mencarinya,” ujar Layli belum lama ini.

 

Ada Persinggungan dengan Sunan Kudus

Menurut Layli, intip ketan menjadi ciri khas makanan menjelang Ramadan. Konon diyakini, jajanan tradisional ini memiliki erat kisahnya dengan Sunan Kudus semasa hidupnya saat menyebarkan agama Islam. Dulu, Sunan Kudus suka menikmati intip ketan dengan kopi.

“Konon ceritanya dulu, Sunan Kudus itu ngopi sambil menikmati intip ketan. Kemudian jadilah makanan khas dan munculnya hanya saat Ramadan tiba,” katanya.

Sementara itu, Rani salah seorang pelanggan intip ketan mengaku, datang ke tradisi Ramadan di Kota Kudus salah satunya untuk berburu kuliner intip ketan. Sebab keberadaan jajanan tradisional tersebut kini sudah sulit didapatkan. Kehadiran jajanan intip ketan makin tergerus oleh makanan kekinian.

“Intip ketan ini rasanya tuh enak dan gurih, sangat cocok sebagai sajian takjil berbuka saat puasa Ramadan,” imbuh warga asal Kota Pati ini. (Arief Pramono)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya