Liputan6.com, Medan Etnis Tionghoa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Migrasi etnis Tionghoa ke Sumut, terkhusus Kota Medan telah terjadi sejak masa kerajaaan.
Hal itu dibuktikan adanya beberapa situs peninggalan sejarah seperti, Situs Kota Cina di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, dan Situs Bongal di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Selain itu, kehadiran tokoh-tokoh etnis Tionghoa turut berperan dalam bidang ekonomi dengan mendirikan pabrik dan menularkan semangat menjadi pengusaha.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan seorang tokoh Tionghoa bernama Tjong A Fie berkontribusi besar untuk pembangunan Kota Medan, melalui pendirian bank, rumah sakit dan rumah ibadah lintas agama.
Sebagai tempat untuk mengetahui serta menyimpan sejarah perjalanan leluhur Etnis Tionghoa di Indonesia, khususnya Sumut, Galeri Sejarah Tionghoa Sumut dihadirkan di Medan.
Galeri Sejarah Tionghoa Sumut yang diinisiasi Perhimpunan Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumut (MITSU) berada di Kampus STBA-PIA, Gedung MITSU, Jalan Yos Sudarso, Nomor 17 Medan.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin, meresmikan Galeri Sejarah Tionghoa Sumut. Hassanudin mengapresiasi kehadiran Galeri Sejarah Tionghoa Sumut yang menampilkan berbagai koleksi lukisan dan artefak tentang sejarah perjalanan etnis Tionghoa di Sumut.
"Galeri ini menyimpan bukti sejarah keberadaan dan kontribusi etnis Tionghoa untuk pembanguann Kota Medan maupun Provinsi Sumut yang perlu diketahui masyarakat luas," kata Hassanudin, Minggu (31/3/2024).
Tampilkan Lukisan hingga Artefak
Galeri Sejarah Tionghoa Sumut menampilkan berbagai koleksi lukisan dan artefak tentang sejarah perjalanan etnis Tionghoa di Sumut. Benda-benda yang ada di galeri ini merupakan suatu rangkaian sejarah peradaban yang perlu diketahui generasi selanjutnya.
Menurut Hassanudin, galeri ini bisa menginspirasi para generasi muda Tionghoa untuk melanjutkan dan mengembangkan apa yang disampaikan leluhur terdahulu.
"Saya sudah melihat dan diceritakan bagaimana etnis Tioghoa masuk ke Indonesia, khususnya Sumut," ujarnya.
Hassanudin berharap kehadiran galeri ini juga memotivasi dan menginspirasi etnis Tionghoa untuk terus meningkatkan peran dan kontribusi untuk pembanguan Sumut. Tidak hanya bidang ekonomi, perdagangan, namun turut andil di bidang kesehatan, pendidikan dan teknologi.
"Kita bersyukur Sumut ini multietnis, kita selalu hidup dalam harmoni keberagama. Ini semua menjadikan modal kita lebih kokoh untuk membangun Indonesia dan Sumut, menjadi lebih baik lagi," ujarnya.
Advertisement
Gagasan dan Ide Terbentuknya Galeri
Ketua Galeri Sejarah Tionghoa Sumut, Juswan Joe menyampaikan, kehadiran galeri ini atas gagasan dan ide para senior MITSU sejak 6 tahun lalu.
Mereka secara bersama-sama berkeinginan bagaimana memenuhi harapan agar raut muka sejarah perjalanan Etnis Tionghoa di Sumut tidak terpendam dan menghilang.
"Mereka datang pertama kali hanya bekerja sebagai kuli kontrak di perkebunan tembakau, tebu dan karet,” seutnya.
"Jadi, perjalanan ini menjadi inspirasi generasi muda Tionghoa bagaimana ikut membangun negara ini, membantu sesama etnis untuk kemajuan bangsa Indonesia dan khususnya kemajuan Sumut," sambungnya.
Perbanyak Catatan dan Benda Sejarah
Juswan Joe berharap dukungan semua pihak memperbanyak catatan dan benda-benda sejarah peninggalan peradaban dan kebudayaan Etnis Tionghoa di Sumut untuk melengkapi galeri.
"Sehingga menjadi bahan pelajaran buat generasi muda yang bercerminkan sejarah,” tandasnya.
Advertisement