Toge Penyabungan, Sajian Menyegarkan Khas Ramadan Masyarakat Mandailing

Masyarakat Mandailing Natal di Sumatra Utara biasanya menikmati toge panyabungan dalam kondisi hangat

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Apr 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2024, 04:00 WIB
Toge Penyabungan
Toge Penyabungan

Liputan6.com, Medan - Masyarakat Mandailing punya kudapan atau minuman manis yang banyak diburu saat Ramadan. Adalah toge penyabungan atau panyabungan yang dibuat dari berbagai campuran bahan dengan kuah manis nan segar.

Jika mendengar namanya, mungkin orang akan menganggap bahwa hidangan ini dibuat dari sayuran taoge. Padahal, toge panyabungan adalah sejenis es campur yang dibuat dari berbagai jenis isian.

Mengutip dari indonesia.go.id, toge panyabungan merupakan minuman manis khas Mandailing yang sudah menjadi tradisi minuman berbuka puasa. Saat ini, beberapa pedagang toge panyabungan banyak berjualan di sekitaran Masjid Raya Panyabungan, tepatnya di pasar lama, Jalan Keliling.

Masyarakat Mandailing Natal di Sumatra Utara biasanya menikmati toge panyabungan dalam kondisi hangat. Sementara di Medan, banyak orang lebih suka menikmati minuman ini dengan ditambahkan es.

Sekilas, toge panyabungan hampir mirip es campur atau es cendol pada umumnya. Perbedaannya terletak pada ragam jenis campuran makanan yang terkandung di dalamnya.

Tak hanya santan, gula merah cair, dan cendol, toge panyabungan juga berisi ketan merah, ketan biasa, tape, candil, dan lupis. Gula aren yang digunakan pun harus asli. Santan yang digunakan biasanya juga lebih kental.

Proses pembuatan toge panyambungan tergolong lama. Saat pagi, bahan berupa pulut ketan hitam disiapkan untuk dikukus menjadi lupis. Tak ketinggalan, adonan dibentuk bulat menjadi bubur candil. Adapun adonan tepung beras diberi ekstraksi daun pandan untuk dijadikan cendol.

Kebanyakan pedagang toge panyabungan masih mempertahankan pengolahanan bahan baku secara tradisional di tungku kayu bakar. Lalu, paduan pulut putih, ketan hitam, bulatan candil, dan cendol masak dibubuhi kuah santan dan gula aren.

Dalam penyajiannya, toge panyabungan bisa dinikmati dengan menambahkan es bagi penyuka minuman dingin saat berbuka. Namun, toge panyabungan tanpa es juga tak kalah nikmat dijadikan menu santap berbuka.

Penikmat toge panyabungan tidak hanya dari etnis Mandailing yang merupakan suku asli Panyabungan, tetapi juga Suku Melayu, Jawa, Padang, Tiobghoa, Batak, dan lainnya. Seporsi toge penyabungan hanya dijual sekitar Rp5.000-10.000 saja.

Meski cikal bakal nama toge panyabungan masih menjadi misteri, tetapi minuman ini tetap menjadi sajian khas dan populer saat Ramadan. Selain menyegarkan, menikmati toge panyabungan juga mengenyangkan.

 

Penulis: Resla

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya