Liputan6.com, Sangihe - Warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul hasil kajian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyebutkan potensi bahaya Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut berupa erupsi magmatik eksplosif.
"Potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid pada Jumat (5/4/2024).
Dia mengatakan, kondisi ini menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
"Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan," ujarnya.
Menurutnya, potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api seperti Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen (N2) dan Metan (CH4).
"Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman," katanya.
Dia mengemukakan pemantauan deformasi Gunung Awu dengan menggunakan tiltmeter sejak tanggal 25 Februari 2024 di Stasiun Puncak menunjukkan adanya inflasi atau peningkatan tekanan.
Pada pengamatan deformasi dengan menggunakan pemantauan GPS terdeteksi adanya inflasi (penggembungan) berarah radial yang mengindikasikan terjadi migrasi magma yang bergerak menuju permukaan.
"Dari hasil pengamatan visual, kegempaan dan deformasi hingga akhir periode pengamatan, terdeteksi gejala kenaikan aktivitas vulkanik yang berkaitan dengan proses migrasi magma dangkal," katanya.
Hal lainnya adalah perlu diwaspadai kejadian-kejadian gempa dengan energi besar dan menerus yang berpotensi untuk mendobrak kubah lava dan mengakibatkan erupsi eksplosif.
"Masyarakat juga diharapkan mewaspadai bahaya aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Awu pada musim hujan," ujarnya memungkasi.
Â