Sejarah Terowongan Juliana yang Jadi Tempat Syuting Film Siksa Kubur

Diketahui terowongan di film Siksa Kubur ini adalah Terowongan Juliana.

oleh Tifani diperbarui 19 Apr 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 03:00 WIB
Film Siksa Kubur
Pengumuman yang ditunggu pencinta film horor akhirnya muncul. Siksa Kubur karya sineas Joko Anwar akan tayang Lebaran 2024. Teaser trailernya telah rilis. (Foto: Dok. Instagram @jokoanwar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Film Siksa Kubur garapan sutradara Joko Anwar menjadi perbincangan sejak tayang di bioskop Indonesia pada 14 April 2024 lalu. Salah satunya adalah lokasi terowongan yang menjadi lokasi produksi film ini.

Di awal film, terowongan ini menjadi salah satu jalan keluar dari desa terpencil yang disebut pada awal film. Diketahui terowongan di film Siksa Kubur ini adalah Terowongan Juliana.

Terowongan ini terletak di Kampung Cimandala, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Dikutip dari laman Kemendikbud, nama terowongan diambil dari Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau, Ratu Kerajaan Belanda yang memerintah pada 1948 hingga 1980.

Masyarakat setempat lebih mengenal tempat ini sebagai terowongan Bengkok karena bentuknya yang melengkung. Terowongan yang dibangun pada 1914 ini memiliki keunikan yaitu tidak berbentuk lurus seperti terowongan pada umumnya.

Terowongan Juliana menjadi salah satu jalur Kereta Api Banjar-Cijulang. Jalur itu menghubungkan Stasiun Banjar dengan Stasiun Cijulang dan termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung dengan panjang sekitar 82 km.

Pada 1982, jalur tersebut sudah ditutup total dan membuat Terowongan Juliana tidak lagi dipakai sebagai jalur KA. Indonesian Railway Preservation Society (2007) pernah mencatat bahwa pada 1997, petak Banjar-Banjarsari sempat diperbaiki dan beberapa lokomotif seperti BB300 dan D301 sempat berjalan di jalur ini.

Namun, jalur ini ditutup lagi saat krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia. Jalur dan bantalan yang baru pasang pun dibongkar.

Dibangun dengan melubangi bukit batu, terowongan ini memiliki belokan di sisi tengah sehingga membentuk tikungan. Konstruksi ini membuat seseorang tidak mungkin melihat ujung terowongan dari satu sisi ke sisi lainnya.

Terowongan Juliana memiliki mulut di sisi timur laut dan barat daya. Panjangnya mencapai sekitar 127 meter. Dasar terowongan berupa tanah perkerasan dengan batu koral, tapi sudah bercampur dengan tanah lumpur.

Rel kereta api yang dulunya ada saat ini telah tidak tersisa. Di dalam terowongan terdapat ceruk di dinding sisi kanan atau kiri, tergantung dari arah mana kedatangan.

Ceruk ini terbuat dari batu kali dan kapur yang diplester dan dicat putih, dengan ukuran lebar mulut 200 cm, tinggi 194 cm, dan kedalaman 119 cm. Ruang ceruk berbentuk persegi empat dengan langit-langit berbentuk lengkung setengah lingkaran tanpa hiasan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya