94 Kejadian Bencana Banjir Akibatkan Kerusakan Struktural Infrastruktur Publik di Jabar

Jumlah bencana banjir ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi itu berdasarkan data yang dihimpun bidang statistik.

oleh Arie Nugraha diperbarui 04 Mei 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2024, 08:00 WIB
bencana, jawa barat
Penanganan bencana tanah alam oleh Tim BPBD. (sumber foto: BPBD Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 94 kejadian bencana banjir yang terjadi sejak Januari-Mei 2024 berakibat kerusakan struktural infrastruktur publik di di 25 kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar, Ika Mardiah, jumlah bencana banjir ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi itu berdasarkan data yang dihimpun bidang statistik.

"Kabupaten dan kota dengan kejadian banjir terbanyak adalah Kabupaten Bandung dengan 10 kejadian, Kabupaten Bogor 9 kejadian, Kabupaten Sukabumi 8 kejadian, Kota Sukabumi 7 kejadian, lalu Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka 5 kejadian," ucap Ika pada acara Statistika Webinar Series #3 Tahun 2024 dengan tema 'Mengenal Lebih Dekat Mitigasi Bancana di Jawa Barat', Kota Bandung, Kamis, 2 April 2024.

Ika mengatakan kerusakan akibat banjir di Provinsi Jabar terjadi pada infrastruktur publik, seperti jalan, jembatan, sistem drainase serta kerusakan pada tanaman, perabot luar ruangan, atau pun kendaraan yang terendam.

"Banjir menyebabkan kerusakan struktural pada 21 kabupaten kota di Jabar. Terdapat empat daerah yang mengalami kejadian banjir tanpa mengalami kerusakan struktural, yakni Kabupaten Subang, Indramayu, Tasikmalaya, dan Kota Bogor,” tutur Ika.

Ika menambahkan kerusakan akibat banjir sebanyak 70 rumah rusak ringan, 15 rumah rusak sedang, dan 141 rumah rusak berat. Kemudian 137.153 jiwa terdampak, 4 jiwa meninggal dunia, 33 bangunan lainnya dan 60 fasilitas umum terdampak.

Sementara untuk cuaca ekstrem, jelas Ika, terjadi 202 peristiwa yang tercatat di Jabar sejak awal tahun hingga 1 Mei, yang dialami 23 kabupaten dan kota.

"Daerah yang mengalami peristiwa cuaca ekstrem terbanyak adalah Kabupaten Bogor dengan 69 kejadian, Kabupaten Sukabumi 21 kejadian, dan Kota Bogor 20 kejadian," ucap Ika.

Kemudian Kabupaten Ciamis 15 kejadian, Kabupaten Bandung 12 kejadian, dan Kabupaten Bandung Barat serta Kabupaten Kuningan 10 kejadian.

Ika memaparkan bahwa cuaca ekstrem menyebabkan kerusakan struktural pada 22 kabupaten dan kota. Kabupaten Cianjur merupakan wilayah di Jabar yang mengalami cuaca ekstrem tetapi tidak terjadi kerusakan struktural.

"Terdapat empat daerah tidak mengalami cuaca ekstrem, yakni Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi," sebut Ika.

 

Dampak Cuaca Ekstrem

Berdasarakan data, kerusakan akibat cuaca ekstrem sebanyak 995 rumah rusak ringan, 557 rumah rusak sedang, dan 352 rumah rusak berat.

Selain itu, 6.015 jiwa terdampak, 5 jiwa meninggal, 20 sarana pendidikan terdampak, 55 bangunan lainnya dan 54 fasilitas umum terdampak.

Penyebab banjir ada yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Dari faktor alam antara lain karena curah hujan lebat dapat menyebabkan air sungai, danau, atau saluran drainase meluap  yang memicu banjir.

Sedangkan sumber dan penyebab banjir karena faktor manusia, di antaranya pembangunan perkotaan yang tidak terencana yang dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air hujan, juga pembangunan infrastruktur yang buruk, saluran drainase yang rusak atau tidak memadai yang bisa menyebabkan genangan air, terutama saat hujan deras.

"Salah satu faktor yang mempengaruhi iklim di Jabar, yaitu anomali permukaan laut di Pasifik yang menjadi penyebab terjadinya El Nino dan La Nina," sebut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jabar Rachmat Prasetya.

Sementara itu Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti menyatakan bahwa bencana banjir yang terjadi akibat intensitas curah hujan tinggi dapat membawa limbah dan kotoran sehingga perlu pengelolaan dan penanganan air limbah dengan baik.

"Karena sebagian air yang ada di sungai sebagai bahan baku untuk kita konsumsi untuk air minum," kata Diana.

Analis Kebencanaan Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Edwin Zulkarnain mengimbau masyarakat tetap waspada kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis baik banjir, tanah longsor maupun kekeringan.

"Dari 14 ancaman bencana yang terjadi di Jabar, hidrometeorologis merupakan yang terbesar mengakibatkan bencana di sebagian besar wilayah Jawa Barat," ucap Edwin.

 

Data Bencana Alam Januari-2 Mei 2024

Dicuplik dari laman Badan Penunggalangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, jumlah kejadian bencana periode 1 Januari-2 Mei 2024 mencapai 494 peristiwa.

Rinciannya adalah 202 peristiwa cuaca ekstrem, 189 peristiwa tanah longsor atau gerakan tanah, 94 peristiwa banjir, dan 9 peristwa akibat gempa bumi.

Akibat kejadian bencana alam tersebut sebanyak 148.535 orang terdampak dan 31 orang diantaranya meninggal dunia.

Sedangkan 4.216 rumah mengalami kerusakan dengan rincian 2.427 rumah rusak ringan, 1.039 rusak sedang dan 750 rusak berat. Sementara itu dilaporkan pula 36.160 rumah tertimbun tanag longsor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya