Cuaca Ekstrem Menerjang Sulut, 1.893 Warga Bolmong Terdampak Banjir

Diketahui, banjir melanda Kabupaten Bolmong sejak Rabu, (26/6/2024), dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pukul 07:00 Wita hingga pukul 05:00 Wita. Genangan air diperkirakan setinggi 1,0 hingga 1,5 meter di berbagai desa.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 01 Jul 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 00:00 WIB
Kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Bolmong, Sulut, akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Bolmong, Sulut, akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

Liputan6.com, Bolmong - Cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan lebat yang menerjang Provinsi Sulut dalam beberapa hari terakhir ini, menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Ada ribuan warga yang terdampak.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, berdasarkan pendataan BPBD Kabupaten Bolmong, sebanyak 671 kepala keluarga atau 1.893 jiwa terdampak banjir.

"Pengungsi di Bolmong saat ini memilih tinggal di rumah kerabat mereka yang aman dari bencana banjir," kata dia, Jumat malam (28/6/2024).

Diketahui, banjir melanda Kabupaten Bolmong sejak Rabu, (26/6/2024), dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pukul 07:00 Wita hingga pukul 05:00 Wita. Genangan air diperkirakan setinggi 1,0 hingga 1,5 meter di berbagai desa.

Abdul mengatakan, desa-desa yang paling terdampak termasuk Desa Toruakat, Pusian, Pusian Barat, dan Pusian Selatan di Kecamatan Dumoga, Desa Tonom, Mogoyunggung Induk, dan Mogoyunggung Satu di Kecamatan Dumoga Timur.

Kemudian Desa Tanoyan Utara dan Kopandakan Dua di Kecamatan Lolayan serta Desa Dondomon, Dondomon Selatan, Dondomon Utara, Mopuya Selatan satu, Mopuya Induk, Mopuya Utara, Tumokang, dan Mopugat Selatan di Kecamatan Dumoga Utara.

“Tercatat ada 633 unit rumah yang terendam, satu unit fasilitas pendidikan, dan satu unit fasilitas ibadah juga ikut terdampak,” ungkap dia.

Jalan penghubung antara Desa Doloduo II dan Desa Makaruo terputus, menambah kesulitan mobilitas di daerah tersebut.

Tim dari berbagai instansi seperti TRC BPBD, TNI/POLRI, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Balai Wilayah Sungai Sulut I, pemerintah desa, dan relawan masyarakat segera turun ke lapangan untuk membantu warga yang terdampak.

“Namun, cakupan wilayah banjir yang luas dan tersebar di enam kecamatan menjadi tantangan besar dalam penanganan bencana ini,” ujarnya.

BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow berkoordinasi dengan aparat terkait dan terus melakukan pendataan. Upaya penanganan terus dilakukan, termasuk pendistribusian bantuan makanan siap saji, peralatan kebersihan, dan perlengkapan tidur yang sangat dibutuhkan oleh warga.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya