Perusahaan di Kendari Uji Coba Ore Nikel Jadi Matte, Bahan Baku Produksi Baterai

Ore Nikel Sulawesi Tenggara Diuji coba menjadi Matte, bahan baku antara pembuatan baterai .

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 18 Mei 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2024, 20:30 WIB
Ore nikel Sulawesi Tenggara dilirik perusahaan asing, bakal diubah menjadi nikel matte bernilai tinggi.
Ore Nikel Sulawesi Tenggara Diuji coba menjadi Matte, bahan baku antara pembuatan baterai .

Liputan6.com, Kendari - Potensi dan stok ore nikel Sulawesi Tenggara, sangat melimpah. Tercatat, tahun 2023 ada produksi 28 juta ton nikel. Kandungan ore nikel di wilayah Sultra diperkirakan mencapai 97 juta metrik ton. 

Namun, banyak stok nikel terbuang karena kadarnya tidak memenuhi standar perusahaan. Diketahui, beberapa perusahaan di Indonesia mematok kadar hingga 1,7-1, 8 persen untuk memulai proses pengolahan di pabrik.

Melihat potensi besar ini, dua perusahaan di Sultra berkolaborasi mengubah potensi ore nikel menjadi nikel matte. Nikel matte merupakan produk olahan nikel untuk menghasilkan nikel sulfat, komponen integral dalam rantai nilai bahan baku baterai.

Kedua perusahaan ini diketahui, PT Konawe Bangkit Perkasa dan PT Tanjung Indah Buton. Uji coba teknologi pembuatan nikel Matte, bertempat di Kecamatan Abeli Kota Kendari, Selasa (14/5/2024).

Kedua perusahaan, berupaya membidik potensi investasi perusahaan internasional. Salah satunya, Korea Selatan. 

Salah seorang divisi direktur perusahaan, Alman Susmanto, mengatakan, targetnya memanfaatkan nikel hingga bernilai jual tinggi dan prosesnya membutuhkan banyak tenaga kerja dan SDM. 

 "Kita butuh bahan baku nikel ore sekitar 2 juta metrik ton per tahun," ujar Alman. 

Pihaknya menargetkan hasil produksi sekitar 45 ribu ton nikel matte di Sultra. Untuk memulai ini, dibutuhkan investasi awal senilaii 250 juta dollar. 

Alman memaparkan, pihaknya mengadopsi teknologi shaft furnace dan abeli hybrid converter. Hasil pengembangan teknologi karya engineering dan staff ahli perusahaan.

Diketahui, modifikasi teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Proses dan teknologi ini, menggunakan bahan baku nickel ore dengan kadar nikel ore  lebih besar dari 1,5 persen.

Alman mengatakan, jika seluruh proses administrasi kelar, Buton Utara bakal menjadi wilayah pengoperasian proyek. Di Buton Utara, smelter nikel PT Konawe Bangkit Perkasa akan dibangun pada kawasan industri Indonesia Kurolabu Industrial Park (IKIP), yang nantinya akan dikelola oleh PT Tanjung Indah Buton. 

‘’Kami berkomitmen, selalu memperhatikan aspek lingkungan, sosial masyarakat dan dapat menyerap tenaga kerja lokal seoptimal mungkin," terangnya 

"Sehingga dengan memperhatikan beberapa aspek ke depannya dapat mendorong peningkatan pembangunan ekonomi di daerah dan nasional, khususnya di Buton Utara, " tambah Alman.

Bupati Buton Utara, Ridwan Zakariah mengungkapkan, pemda sangat mendukung pembangunan pabrik nikel. Kata dia, uji coba ini untuk melihat kelayakan dari sisi teknis dan ekonomisnya dalam proses pengolahan nikel ore menjadi nikel matte.

"Untuk itu, investor dari Korea Selatan meninjau langsung kelayakan dari pengolahan nikel ini," terangnya usai melakukan peninjauan.

Ridwan mengatakan, pihaknya berharap investor Korea bisa melihat kelayakan dari sisi teknis dan ekonomi.

"Kalau sudah layak maka realisasinya nantinya akan dibangun tujuh tungku dengan kapasitas yang lebih besar di Buton Utara," Kata Ridwan Zakariah.

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya