Pegawai Terserang Kecemasan dan Stres, BRIN Kolaborasi Kembangkan Alat Deteksi

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai

oleh Arie Nugraha diperbarui 27 Mei 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2024, 10:00 WIB
Gunakan 5 Trik Seru Ini untuk Melewati Masa Sulit di Semester Akhir
Ilustrasi sedang mengalami stress dan cemas, Credit: Pexels/Andrea Piacquadio

Liputan6.com, Bandung - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) bekerja sama dengan perusahan swasta yang bergerak di bidang pengembangan platform mental health, PT. Docheck Bagi Indonesia, mengembangkan sistem analisis psiko-fisiologis untuk validasi tingkat kecemasan dan stres pegawai.

Menurut Peneliti Ahli Madya PRMC BRIN, Dwi Esti Kusumandari, riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

"Kegiatan riset yang akan dilakukan adalah membuat suatu teknologi pengukur tingkat kecemasan atau stres pegawai. Saat ini, PT. Docheck Bagi Indonesia sebagai mitra kegiatan telah mengembangkan Wool, sebuah platform pengukur tingkat kecemasan menggunakan metode Enneagram yang sudah diakui secara internasional," terang Dwi di laman BRIN, dicuplik Sabtu 25 Mei 2024.

Perjanjian kerja sama antara BRIN dan PT. Docheck Bagi Indonesia telah ditandatangani di Bandung, Senin (13/5/2024).

Dwi mengatakan PRMC BRIN juga telah mengembangkan sistem deteksi stres berbasis biosignal tubuh.

"Dengan kerja sama riset ini, akan dilakukan penggabungan metode Enneagram dan pengukuran sinyal biopotensial tubuh (sinyal otak, jantung, dan kulit) untuk pengukuran tingkat kecemasan atau stres yang lebih valid," kata Dwi.

Dwi menjelaskan memetakan jenis sensor yang tepat untuk dipakai dalam pendeteksian kecemasan dan stres, seperti sensor EEG, HRV, dan GSR untuk disesuaikan dengan aktivitas kerja para pegawai.

Sehingga, terciptanya sebuah standar pemilihan jenis sensor yang tepat untuk diterapkan pada setiap level pegawai perusahaan.

"Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah terciptanya metode pembacaan sinyal biopotensial yang dihasilkan dari alat sensor yang dipakai, dan melakukan interpretasi untuk memetakan tingkat kecemasan dan stres," tambah Dwi.

Dwi optimis, alat ukur andal ini akan menjadi terobosan dan memberi sumbangsih besar kepada dunia konseling.

Khususnya, perusahaan-perusahaan di Indonesia baik perusahaan BUMN maupun swasta yang lingkungan kerjanya memicu kecemasan dan stres tinggi, seperti perminyakan, pertambangan, gas, serta manufaktur dan rancang bangun.

Dirinya berharap, hasil kegiatan kerja sama ini adalah dikuasainya beberapa teknologi yang tepat untuk membaca biopotensial pengguna, untuk mengetahui kondisi kecemasan dan stres di tempat kerja.

Serta, menghasilkan bentuk laporan dengan grafik biopotensial dan interpretasi dari sinyal tersebut terhadap kondisi mental health pengguna di tempat kerja.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Masalah Mental Pegawai

Menurut keterangan dr. Verury Verona Handayani di laman Halo Doc, ada dua jenis masalah kesehatan umum yang paling sering dialami, antara lain stres dan cemas.

1. Stres

Stres ditempat kerja sebenarnya tidak selalu buruk. Sedikit stres dapat membantu Anda tetap fokus, energik, dan mampu menghadapi tantangan baru di tempat kerja. Itulah yang membuat Anda tetap waspada selama presentasi atau waspada untuk mencegah kecelakaan atau kesalahan yang merugikan.

Namun, dalam dunia yang sibuk saat ini, tempat kerja terlalu sering terlihat seperti roller coaster yang emosional. Jam kerja yang panjang, tenggat waktu yang ketat, dan tuntutan yang terus meningkat dapat membuat kamu merasa khawatir, lelah, dan kewalahan.

Jika stres telah melebihi kemampuanmu untuk mengatasinya, bahkan telah mengganggu kinerja, kesehatan, atau kehidupan pribadi, sudah saatnya untuk mengambil tindakan.

Tanda dan gejala stres yang berlebihan di tempat kerja termasuk:

- Merasa cemas, mudah tersinggung, atau depresi.

- Apatis, kehilangan minat dalam bekerja.

- Masalah tidur.

- Kelelahan.

- Kesulitan berkonsentrasi.

- Ketegangan otot atau sakit kepala.

- Masalah perut.

- Penarikan sosial.

- Kehilangan gairah seks.

- Menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengatasinya.

2. Kecemasan

Kecemasan kerja mengacu pada stres berlebihan yang disebabkan oleh pekerjaan yang menyebabkan kecemasan, atau dampak dari gangguan kecemasan di tempat kerja.

Bagaimanapun, kecemasan kerja dapat memiliki efek negatif. Demikian juga, harus diatasi untuk mencegah hasil yang buruk baik bagi karyawan maupun organisasi.

Meski tidak ada istilah gangguan kecemasan kerja, ada gejala tertentu yang umum terjadi pada gangguan kecemasan dan kecemasan secara umum. Tanda Anda mengalami gangguan kecemasan akibat pekerjaan antara lain:

- Kekhawatiran yang berlebihan atau tidak rasional.

- Kesulitan tidur atau tertidur.

- Reaksi mengejutkan yang berlebihan.

- Merasa gelisah.

- Kelelahan atau kelelahan.

- Merasa seperti ada gumpalan di tenggorokan.

- Gemetar atau gemetar.

- Mulut kering.

- Berkeringat

- Jantung yang berdebar kencang.

Verona mengatakan selain gejala umum kecemasan tersebut, ada juga beberapa tanda yang harus diwaspadai yang mungkin menunjukkan bahwa seseorang sedang mengalami kecemasan kerja. Tandanya antara lain:

- Mengambil cuti dalam jumlah yang tidak biasa.

- Bereaksi berlebihan terhadap situasi di tempat kerja.

- Terlalu fokus pada aspek negatif dari pekerjaan mereka.

- Berjuang untuk berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktu.

Jika Anda merasa stres atau kecemasan akibat pekerjaan sudah benar-benar mengganggu kesehatan mental dan fisik Anda, mungkin sudah sebaiknya Anda mengunjungi rumah sakit untuk bertemu psikolog yang akan membantumu mengatasi masalah mental ini.

 

Situasi Kerja Memengaruhi Kesehatan Mental

Verona menuturkan sebagian besar orang mungkin akan menganggap bahwa penyakit fisik adalah yang paling mungkin mempengaruhi karyawan, sementara masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan stres kerap di nomor duakan.

"Padahal stres dan kecemasan adalah dua hal yang paling sering disebabkan oleh kerasnya pekerjaan sehari-hari. Alhasil, hal ini malah menurunkan produktivitas seseorang," terang Verona.

Stres di tempat kerja juga merupakan masalah umum. Berdasarkan laporan resmi, terdapat sebanyak 1.610 kasus per 100.000 karyawan pada tahun kerja 2016/2017.

"Itu hampir setengah juta orang dipengaruhi oleh stres dan kecemasan hanya dalam waktu 12 bulan," ungkap Verona.

Statistik ini jelas mengkhawatirkan bisnis, karena kehilangan hari kerja berarti produktivitas dan keuntungan menjadi lebih rendah.

"Namun, ada juga kenyataan bahwa staf yang tidak berkembang secara mental tidak berkembang secara profesional," tukas Verona.

Verona menjelaskan ketika seseorang tidak bahagia di tempat kerja, kemungkinan besar mereka tidak akan melakukan yang terbaik.

"Jika pemilik perusahaan menjadi lebih sadar akan tanggung jawab mereka sendiri dalam hal kesehatan mental, serta dampaknya terhadap karyawan mereka, hal ini sebetulnya akan membuat perusahaan akan mengeluarkan kebijakan yang saling menguntungkan, baik untuk pekerja maupun pemberi kerja," tutur Verona.

Verona mengingatkan, rerata orang menghabiskan sepertiga dari setiap hari di tempat kerja mereka, jadi masuk akal bahwa segala aspek di tempat kerja, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial berdampak signifikan pada pandangan dan kesejahteraan mereka.

Jadi, selain pekerja yang mencari cara sendiri untuk menghilangkan stres dan kecemasan yang mereka alami, perusahaan juga perlu menyediakan lingkungan kerja yang baik.

 

Mengelola Gangguan Kecemasan di Tempat Kerja

Sementar itu dr. Fadhli Rizal Makarim menerangkan di laman yang sama, terdapat 4 cara mengatasi gangguan kecemasan bila benar-benar terjadi di kantor.

1. Tarik Napas Dalam-dalam

Meski terdengar sederhana, tapi menarik napas dalam-dalam cukup membantu untuk mengatasi gangguan kecemasan di kantor. Bernapas dengan dalam dapat membuat tubuh menjadi rileks. Cobalah tarik napas panjang selama lima detik ketika mengalami kecemasan. Kemudian, buang napas secara perlahan dalam lima detik. Lakukan hal ini selama beberapa kali sampai pikiran lebih tenang.

2. Fokus Satu Hal pada Satu Waktu

Banyak orang berpikir kalau multitasking bisa menjadi jalan keluar dari pekerjaan yang menumpuk. Padahal, hal ini justru bisa membuat energi makin terkuras. Jangan salah, konsentrasi mental itu amat mirip dengan kinerja otot. Otak bisa kelelahan setelah penggunaan yang berkelanjutan.

Nah, hal ini yang akan memicu stres atau tekanan yang ujung-ujungnya bisa memicu kecemasan. Mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus sebenarnya tidak efisien dan membuat tubuh Anda cepat kelelahan.

3. Bercerita Pada Atasan

Sebenarnya tidak semua orang merasa nyaman melakukan hal ini. Namun, berbicara dengan manajer atau atasan mengenai gangguan kecemasan yang diri Anda alami, mungkin dapat membantu. Tak menutup kemungkinan manajer akan menawari akomodasi atau membantu Anda melakukan pekerjaan dengan lebih efektif.

Kalau enggan untuk berbicara pada atasan, Anda bisa menceritakan apa yang sedang dirasakan pada orang lain yang dipercaya. Cobalah berkeluh-kesah pada teman dekat, kolega, anggota keluarga.

4. Lebih Santai dengan Olahraga

Olahraga bukan cuma bermanfaat pada fisik saja, tapi juga psikis seseorang. Olahraga mampu menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres) dalam tubuh, sehingga membuat orang jadi lebih rileks. Di samping itu, melakukan olahraga rutin juga membuat tubuh lebih terlatih untuk merespon stres dengan lebih baik.

Banyak jenis-jenis olahraga sederhana yang bisa menurunkan tingkat stres dan kecemasan saat bekerja. Misalnya, beban tubuh. Gerakan yang satu ini cukup sederhana, bisa Anda lakukan di mana pun tanpa membutuhkan alat-alat tertentu. Contohnya, push up, sit up, desk push up, atau jumping jack.

Selain empat hal di atas, menurut Anxiety and Depression Association of America, ada pula beberapa cara untuk mengatasi gangguan kecemasan di kantor, antara lain:

- Praktikkan manajemen waktu. Buat daftar tugas dan prioritaskan pekerjaan Anda. Jadwalkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan setiap tugas atau proyek.

- Rencanakan dan siapkan. Mulailah pada pekerjaan besar sedini mungkin. Lalu, tetapkan tenggat waktu beristirahat sejenak.

- Harus realistis. Jangan menawarkan diri untuk mengambil suatu pekerjaan atau proyek baru jika diri Anda tak mempunyai cukup waktu dan tenaga.

- Mintalah bantuan. Jika dirimu sudah merasa kewalahan, mintalah bantuan rekan kerja. Sebagai gantinya, Anda bisa kok menawarkan bantuan pada mereka di lain kesempatan.

- Hindari gosip atau karyawan racun (toxic). Coba abaikan hal-hal negatif dan gosip di tempat kerja Anda.

- Istirahat. Ambilah waktu beberapa menit untuk menjernihkan pikiran. Anda bisa kok berjalan kaki di lingkungan kantor untuk menenangkan pikiran.

- Tetapkan batas. Cobalah untuk tidak membawa pulang pekerjaan ke rumah. Selain itu, jangan periksa email kantor setelah jam kerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya