Liputan6.com, Jakarta - Angin malam sering kali dianggap sebagai salah satu penyebab berbagai gangguan kesehatan. Keyakinan ini telah melekat kuat dalam budaya dan kepercayaan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Namun, seberapa validkah anggapan ini dari segi medis? Artikel ini akan membahas secara mendalam bahaya angin malam, baik dari sudut pandang tradisional maupun ilmiah, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa kita ambil untuk melindungi diri.
Angin malam biasanya diartikan sebagai angin yang bertiup setelah matahari terbenam hingga sebelum matahari terbit. Dalam banyak budaya, terutama di Asia Tenggara, angin malam sering dikaitkan dengan berbagai penyakit.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Mitos ini mungkin berakar dari pengamatan bahwa suhu pada malam hari cenderung lebih dingin, dan orang yang terpapar angin dingin ini lebih rentan terkena penyakit seperti pilek, flu, dan gangguan pernapasan lainnya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut bahaya angin malam menurut medis
Infeksi Saluran Pernapasan
Salah satu kekhawatiran terbesar mengenai angin malam adalah hubungannya dengan infeksi saluran pernapasan. Meskipun angin malam sendiri bukan penyebab langsung penyakit, perubahan suhu yang drastis bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ini membuat tubuh lebih rentan terhadap virus dan bakteri yang menyebabkan infeksi seperti flu dan pilek.
Asma dan Alergi
Bagi penderita asma dan alergi, angin malam bisa memicu kambuhnya gejala. Udara malam yang lebih dingin dan kering dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, yang pada gilirannya memperburuk kondisi asma. Selain itu, angin malam bisa membawa alergen seperti serbuk sari atau debu, yang dapat memicu reaksi alergi.
Radang Sendi
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat, banyak orang yang menderita radang sendi melaporkan bahwa gejala mereka memburuk pada malam hari atau saat terpapar angin malam. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan suhu yang mempengaruhi jaringan ikat di sekitar sendi, sehingga menyebabkan rasa nyeri dan kaku.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memahami dampak udara dingin terhadap kesehatan. Studi menunjukkan bahwa paparan suhu dingin dapat menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit.
Namun, angin malam itu sendiri bukanlah penyebab utama penyakit. Faktor seperti kelembaban, polusi udara, dan kondisi kesehatan individu juga memainkan peran penting.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Melindungi Diri dari Angin Malam
Kenakan Pakaian Hangat
Selalu pastikan untuk mengenakan pakaian yang cukup hangat saat berada di luar pada malam hari, terutama jika suhu turun drastis.
Hindari Paparan Langsung
Jika memungkinkan, hindari berada di luar ruangan terlalu lama saat angin malam bertiup kencang. Jika harus keluar, gunakan penutup kepala dan leher untuk mengurangi paparan langsung.
Jaga Kebersihan Lingkungan
Pastikan lingkungan sekitar tetap bersih untuk mengurangi jumlah alergen yang terbawa angin.
Konsumsi Makanan Sehat
Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan minum banyak air.
Periksa Kesehatan Secara Rutin
Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti asma atau radang sendi, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti saran dokter.
Angin malam memang memiliki potensi untuk mempengaruhi kesehatan, terutama jika disertai dengan perubahan suhu yang ekstrem dan kondisi lingkungan yang kurang bersih. Namun, dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko tersebut dapat diminimalisir. Penting untuk selalu mengedepankan kesehatan dan mengikuti saran medis yang relevan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan kuat di segala kondisi cuaca.
Pemahaman yang lebih baik mengenai bahaya angin malam ini diharapkan dapat membantu kita lebih bijak dalam menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit yang mungkin timbul. Tetaplah waspada, namun tidak perlu terlalu khawatir, karena dengan pengetahuan dan tindakan yang tepat, kita bisa menikmati malam tanpa harus takut akan angin malam.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement