Merawat Gerakan Indonesia Membaca, Menumbuhkan Iklim Literasi di Daerah

Gerakan Indonesia Membaca merupakan upaya mempromosikan pentingnya membaca di masyarakat, termasuk masyarakat desa.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 10 Jul 2024, 16:34 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 16:34 WIB
Gerakan Indonesia Membaca
Safari Gerakan Indonesia Membaca yang digelar di Kabupaten Badung, Rabu (10/7/2024). (Liputan6.com/ Dok Ist)

Liputan6.com, Bali - Gerakan Indonesia Membaca merupakan upaya Perpustakaan Nasional mempromosikan pentingnya membaca di masyarakat, termasuk masyarakat di desa. Gerakan ini dilakukan secara berkesinambungan sebagai usaha pembudayaan kegemaran membaca dan literasi.

Seluruh entitas masyarakat menjadi sasaran kegiatan, mulai dari anak usia dini, pelajar, remaja, orang tua, guru, pegiat literasi, hingga pengelola perpustakaan atau taman baca.

"Kami formulasikan Gerakan Indonesia Membaca melalui kegiatan Sepekan1buku, Membacakan Nyaring, dan Duta Baca Indonesia berdaya dengan buku," ucap Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Nurhadisaputra pada kesempatan safari GIM di Kabupaten Badung, Rabu (10/7/2024).

Gerakan Indonesia Membaca dilaksanakan melalui program Sepekan1Buku. Sepekan 1Buku adalah yakni lomba resensi yang dilaksanakan berkesinambungan dengan memanfaatkan situs Perpusnas. Selain Sepekan 1Buku, juga ada program Membaca Nyaring (Read Aload) yang menyasar orang tua, pustakawan/pegiat literasi dan guru.

Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan mengatakan, Gerakan Indonesia Membaca merupakan bentuk komitmen bersama seluruh stakeholder yang terlibat. Karena kebiasaan menumbuhkan kegemaran membaca seperti dikatakan dalam Undang-Undang Perpustakaan melibatkan tiga peran aktif, yakni keluarga, pendidikan, dan masyarakat.

"Artinya, ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa melalui literasi merupakan nilai yang harus terus dilaksanakan," ujarnya.

 

Tumbuhkan Iklim Literasi

Di kesempatan yang sama, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Badung, Astawa, mengatakan kondisi literasi masyarakat di Indonesia masih punya peluang untuk ditingkatkan secara berkelanjutan. Maka, yang pertama dilakukan menurutnya adalah menumbuhkan iklim keliterasian, utamanya di lingkup pendidikan.

"Kita bisa penuhi dengan program-program yang ramah literasi, aktivitas-aktivitas yang menumbuhkan kecintaan terhadap kegiatan membaca dan menulis dalam proses pembelajaran di sekolah," ungkapnya.

Di Kabupaten Badung sendiri, perpustakaan daerah pun tidak luput menyediakan akses informasi dan bahan bacaan untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat. Termasuk keleluasaan masyarakat mengakses aplikasi perpustakaan digital.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Ni Wayan Kristiani, menyebutkan aplikasi Perpustaka Gita merupakan salah satu bentuk aplikasi perpustakaan digital yang dikembangkan pihaknya. Melalui aplikasi ini siswa maupun masyarakat dapat mengakses bahan bacaan digital.

"Aplikasi ini terintegrasi dengan Kartu Wali Sakti (KWS) yang juga terhubung dengan keanggotaan di Perpustakaan Nasional," pungkas Ni Wayan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya