Kisah Perancang Busana Presiden Saat HUT RI di IKN, Presiden Pilih Warna Merah

Pakaian adat Banjar itu dibuat langsung oleh seorang penata rias atau Make Up Artist (MUA) asal Kota Banjarmasin, Rina Aulia bersama timnya.

oleh Aslam Mahfuz diperbarui 01 Sep 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 19:00 WIB
Presiden Joko Widodo kenakan baju adat Banjar
Rina Aulia (kanan) dan suami, foto bersama Presden RI Joko Widodo dan istri. (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Banjarmasin - Tepat dua pekan yang lalu, 17 Agustus 2024, sempat viral terkait pakaian adat khas Banjar yang dikenakan oleh Presiden Joko Widodo pada upacara penurunan bendera di Ibu Kota Nusantara (IKN). Pakaian adat Banjar itu dibuat langsung oleh seorang penata rias atau Make Up Artist (MUA) asal Kota Banjarmasin, Rina Aulia.

Rina tak sendiri. Dia merancang busana itu bersama timnya. Rina bercerita sempat tak percaya saat ditawari untuk pembuatan baju adat yang akan dikenakan oleh seorang presiden.

Namun berkat perkembangan komunikasi, tawaran tersebut diterima. Tawaran untuk pengerjaannya pun diberi tenggat waktu kurang dari satu bulan.

“Awalnya saya ditelpon oleh seorang perempuan yang katanya dari kepresidenan di Jakarta, sekitar pertengahan Juli, mereka sedang mencari baju adat Banjar, mencari MUA yang punya baju adat, yang bisa menyiapkan. Entah kenapa saya yang ditelpon,” ujar Rina beberapa waktu lalu kepada Liputan6.com.

Rina sendiri ragu dan sempat bertanya-tanya kebenaran tawaran tersebut. Bahkan mengira jika dirinya sedang ditipu atau dijebak.

Sebaliknya, pihak kepresidenan juga mencari tahu kebenaran jika yang dihubungi itu nomor yang tepat untuk membuat pakaian adat Banjar. Contoh gambar pakaian adat Banjar kemudian dikirim ke Rina untuk memastikan kebenaran gambar tersebut adalah karya Rina.

Setelah komunikasi saling meyakinkan, semakin percaya jika yang menghubunginya benar-benar utusan dari presiden. Saat memasuki tahap penawaran, Rina mempertanyakan tenggat waktu yang akan diberikan untuk mengerjakannya.

“Kapan batas akhir waktunya, tanya saya. Diminta secepatnya paling tidak awal Agustus sudah selesai karena sebelum Agustus itu kita harus menyesuaikan pakaian, dipaskan, dan segala macam disiapkan,” kata Rina bercerita tentang komunikasi lewat telepon itu.

 

 

 

 

Presiden Pilih Warna Merah

Presiden Joko Widodo kenakan baju adat Banjar
Rina Aulia bersama suami di istana negara IKN. (Liputan6.com/ist)

Begitu tawaran tersebut disanggupi, Rina kemudian berkoordinasi ke beberapa rekannya. Alhasil, dukungan untuknya pun cukup kuat.

Rekan-rekan Rina membantu proses pembuatan pakaian adat untuk presiden dan ibu negara. Mereka pun membuat grup di aplikasi pesan instan untuk memudahkan komunikasi.

“Di dalam grup itu ada beberapa orang, termasuk Paspampres juga. Macam-macam percakapan tentang masalah baju Banjar ini, apa segala macam, hingga baju selesai di akhir Juli,” lanjut perempuan yang memulai karir sebagai MUA pada tahun 2015 silam.

Hanya beberapa hari setelah dihubungi, pembayaran ditransfer, pengerjaannya pun ditargetkan selesai sekitar dua pekan. Proses pengerjaan dilakukan dan dikoordinasikan langsung bersama pihak Paspampres, mulai dari ukuran, warna, aksesoris dan lainnya.

Rina kemudian menawarkan pilihan warna baju. Ada dua warna yang ditawarkannya, kuning dan merah. Rina meyakini jika pemilihan warna merah adalah pilihan presiden sendiri.

“Kami sodorkan dua warna, kuning dan merah. Namun pemilihan warna ini sepertinya presiden yang memilih warna merah, sebagaimana percakapan di grup,” sebut Rina.

Ketika baju sudah selesai, kemudian dikirim, proses pengiriman berjalan lancar dan diterima oleh pihak Paspampres dengan aman dan selamat.

Dapat Undangan ke IKN

Presiden Joko Widodo kenakan baju adat Banjar
Rina Aulia bersama suami berada di kursi tamu undangan upacara penurunan bendera Merah Putih di istana negara IKN. (Liputan6.com/ist)

Pengerjaan dan pengiriman telah selesai, Rina pun kembali mendapatkan kabar gembira dari Paspampres. Persis satu pekan setelah baju diterima, dia mendapat kabar jika turut diundang sekaligus memakaikan baju adat khas Banjar itu secara langsung kepada Presiden.

“Seminggu sebelum upacara dikabari lagi saya. Sebuah kehormatan ditugaskan untuk memakaikan baju adat Banjar. Tapi tawaran ini saya serahkan suami yang memakaikan bajunya,” ujar Rina.

Sampai detik ini, Rina masih tak percaya. Tak hanya bertemu presiden. Lebih dari itu, menjadi perancang pakaian adat di kegiatan sakral kenegaraan.

Padahal, Rina sadar diri jika hanya seorang penata rias. Dia tidak menyangka jika turut diundang, menginjakkan kaki, dan mengikuti secara langsung peringatan Hari Kemerdekaan yang pertama kali di Ibu Kota Nusantara.

Termasuk ketika memasuki istana negara, Rina masih terus bertanya kepada dirinya jika benar-benar bisa sampai ke istana bersama para menteri dan pejabat.

“Ya Allah, rasa kada (tidak) menyangka, membayangkan orang nomor satu di Indonesia bisa langsung bertatap muka. Waduh, luar biasa pokoknya, ini pencapaian luar biasa bagi ulun seumur hidup. Pokoknya dispesialkan lah sampai ulun tuh duduk di bangku A1 sejajar dengan Bapak Presiden,” kenang Rina masih dengan mimik heran tak percaya.

Saat peringatan hari kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara pada pagi hari, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Kutai. Saat sore pada upacara penurunan bendera, presiden bersama ibu negara mengenakan pakaian adat khas Kalimantan Selatan yaitu pakaian adat Banjar.

Rina Aulia pun mengapresiasi pelaksanaan upacara Kemerdekaan RI ke-79 di IKN saat presiden memakai pakaian adat khas dari pulau Kalimantan. Menurutnya, presiden menghargai karena istana sekarang berdiri di pulau Kalimantan.

“Nah beliau ini mungkin menghargai, sebagai presiden menghargai rakyat-rakyat ibaratnya jadi beliau memilih untuk memakai baju adat Banjar walaupun di penurunan bendera,” sebutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya