Liputan6.com, Gorontalo - Belakangan ini beredar kabar jika di Provinsi Gorontalo akan diadakan Pemilihan Trans Queen Gorontalo yang melibatkan peserta dari komunitas LGBT. Sontak kabar ini mendapat penolakan dari berbagai elemen.
Salah satunya dari Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Gorontalo. Dalam surat resmi secara tegas mereka menolak pelaksanaan Pemilihan Trans Queen Gorontalo yang melibatkan komunitas LGBT tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sikap tegas ini diumumkan dalam Surat Pernyataan Sikap resmi yang ditandatangani oleh Ketua, Kristina Muhammad Udoki, dan Sekretaris Noldi.
Pernyataan sikap tersebut menyebutkan beberapa poin utama terkait penolakan terhadap pelaksanaan Pemilihan Trans Queen Gorontalo yang bernuansa LGBT di tanah serambi madinah. Berikut pernyataan sikap resmi KAHMI Kota Gorontalo:
1. Kebebasan Berserikat dan Berbudaya
KAHMI mengakui kebebasan berkumpul dan berserikat adalah hak setiap warga negara yang dijamin Undang-undang. Namun, karena Indonesia merupakan negara berbudaya dan beragama, penting untuk mempertimbangkan aspek tersebut demi menghindari konflik sosial.
2. Penolakan Berdasarkan Nilai Agama dan Kearifan Lokal
Penolakan terhadap LGBT di Gorontalo didasarkan pada ajaran agama dan etika moral, yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Falsafah adat "Adat Bersendi Syara', Syara' Bersendi Kitabullah" menjadi landasan utama masyarakat Gorontalo dalam menolak segala bentuk kegiatan yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
3. Himbauan untuk Tidak Menyebarkan Paham LGBT
KAHMI menghimbau agar para pelaku LGBT serta pendukungnya tidak lagi menyebarkan ideologi atau perilaku yang berkaitan dengan LGBT, baik melalui kegiatan maupun dalih kebebasan berekspresi.
4. Menjaga Harmoni Sosial
Masyarakat diimbau untuk tidak bertindak diskriminatif atau anarkis terhadap pelaku LGBT, dan menyerahkan penanganan masalah ini kepada pemerintah serta pihak berwenang.
5. Pencegahan LGBT di Tingkat Pemerintah
KAHMI meminta pemerintah daerah untuk melakukan upaya preventif dan kuratif yang adil, guna mencegah LGBT menjadi hal yang diterima secara luas di masyarakat.
6. Peran Ulama dan Ormas Islam
KAHMI juga mengajak ulama dan organisasi masyarakat Islam untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya LGBT dan dampak negatifnya.
Â
Dukungan Masyarakat Gorontalo
Penolakan KAHMI terhadap Pemilihan Trans Queen mendapat dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan di Gorontalo. Mereka menilai kegiatan ini dapat merusak moral generasi muda dan bertentangan dengan nilai-nilai agama yang dianut.
Beberapa pihak juga menyarankan agar acara yang dinilai mempromosikan LGBT dihentikan, demi menjaga stabilitas dan harmoni sosial di Gorontalo.
Mereka menuntut pemerintah daerah lebih selektif dalam memberikan izin untuk kegiatan yang bersifat sensitif, terutama yang terkait dengan isu LGBT.
Sementara itu, pihak penyelenggara Pemilihan Trans Queen belum memberikan pernyataan resmi terkait penolakan ini. Namun, kontroversi mengenai acara tersebut diperkirakan akan terus bergulir, mengingat tingginya respons dari berbagai kalangan di Gorontalo.
Advertisement