Mengenal Sejarah Candi Muara Takus, Situs Purbakala Penting di Indonesia

Kompleks Candi Muara Takus terdiri dari beberapa struktur utama, yakni Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka

oleh Panji Prayitno diperbarui 25 Nov 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 13:30 WIB
Mengenal Sejarah Candi Muara Takus, Situs Purbakala Penting di Indonesia
Salah satu bagian Candi Muara Takus yang menjadi spot menarik untuk berfoto. (Liputan6.com/Instagram @kemdikbud.ri/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Candi Muara Takus adalah salah satu situs purbakala penting di Indonesia yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Kompleks candi ini menjadi bukti nyata keberadaan pengaruh agama Buddha di wilayah Sumatra, terutama pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi.

Sebagai satu-satunya kompleks candi bercorak Buddha yang ditemukan di Riau, Candi Muara Takus memiliki nilai sejarah, arkeologi, dan budaya yang sangat tinggi. Nama Muara Takus sendiri diyakini merujuk pada lokasinya yang berada di muara anak Sungai Kampar, yang merupakan jalur penting bagi perdagangan dan penyebaran agama Buddha di masa lalu.

Kompleks Candi Muara Takus terdiri dari beberapa struktur utama, yakni Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. Bangunan Candi Muara Takus dibuat dari bahan batu bata merah, batu sungai, dan pasir, memperlihatkan teknik konstruksi tradisional yang menggabungkan keahlian lokal dengan pengaruh arsitektur luar, terutama dari India.

Candi Tua, sebagai struktur terbesar, berbentuk stupa dengan dasar persegi yang bertingkat, mencerminkan simbolisme ajaran Buddha. Mahligai Stupa memiliki bentuk yang ramping dan elegan, yang kemungkinan besar berfungsi sebagai tempat penyimpanan relik suci. Selain itu, keberadaan tembok yang mengelilingi kompleks ini menunjukkan bahwa Candi Muara Takus mungkin digunakan sebagai pusat keagamaan dan tempat upacara besar pada masanya.

Penemuan berbagai artefak di sekitar kompleks candi, seperti pecahan gerabah, patung-patung Buddha, dan ornamen berbentuk bunga teratai, semakin memperkuat indikasi bahwa Candi Muara Takus adalah pusat kegiatan religius.

Banyak ahli menduga bahwa candi ini memainkan peran penting dalam penyebaran agama Buddha di wilayah Sumatra dan sekitarnya. Letaknya yang strategis di dekat Sungai Kampar memudahkan hubungan dagang dan budaya antara penduduk lokal dan para pedagang dari berbagai wilayah, termasuk India dan Asia Tenggara.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Identitas Budaya Bangsa

Melalui jalur ini, budaya dan ajaran agama Buddha berkembang pesat, menjadikan Candi Muara Takus sebagai simbol kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Meskipun telah berusia ratusan tahun, kompleks Candi Muara Takus masih bertahan sebagai saksi bisu sejarah.

Namun, keberadaannya tidak lepas dari berbagai tantangan, seperti ancaman kerusakan akibat cuaca, perubahan lingkungan, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian situs sejarah. Untuk menjaga warisan budaya ini, pemerintah dan masyarakat setempat telah melakukan berbagai upaya konservasi.

Selain itu, Candi Muara Takus kini juga menjadi daya tarik wisata budaya dan edukasi, menarik pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang ingin menyaksikan langsung keindahan dan kekayaan sejarah candi ini.

Keunikan Candi Muara Takus tidak hanya terletak pada arsitekturnya, tetapi juga pada nilai spiritual yang diusungnya. Candi ini mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan ajaran agama Buddha, sebagaimana terlihat dari desainnya yang selaras dengan lingkungan sekitarnya.

Sebagai salah satu situs warisan budaya nasional, Candi Muara Takus adalah pengingat akan keberagaman budaya dan agama yang pernah mewarnai perjalanan sejarah Nusantara.

Warisan ini tidak hanya penting bagi masyarakat lokal, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas budaya bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya