Pusung Tagel, Gelung Tradisional Wanita Bali yang Menggambarkan Kedewasaan

Tatanan rambut ini merupakan yang paling sering dikenakan oleh wanita Bali. Bagi masyarakat Bali, sanggul atau gelung pada wanita Bali memiliki makna yang bukan sekadar hiasan, melainkan bagian penting tradisi dan kehidupan sehari-hari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Nov 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2024, 03:00 WIB
7 Pesona Ayu Khas Perempuan Bali dari Mahalini Raharja dalam Balutan Kebaya dan Kain Wastra
Melihat pesona ayu dari Mahalini Raharja saat mengenakan Kebaya (@mahaliniraharja)

Liputan6.com, Bali - Sanggul yang dikenakan perempuan Indonesia memiliki makna tersendiri di masing-masing daerah, termasuk di Bali. Para wanita Bali mengenakan sanggul atau gelung tradisional pusung tagel.

Tatanan rambut ini merupakan yang paling sering dikenakan oleh wanita Bali. Bagi masyarakat Bali, sanggul atau gelung pada wanita Bali memiliki makna yang bukan sekadar hiasan, melainkan bagian penting tradisi dan kehidupan sehari-hari.

Mengutip dari indonesiakaya.com, pusung tagel memiliki bentuk yang khas dengan dipadukan payas madya atau payas alit. Tatanan rambut ini mencerminkan citra perempuan Bali yang sangat ikonis.

Gelung ini biasanya dikenakan saat menghadiri kegiatan sembahyang maupun acara resmi berskala nasional. Sementara itu dalam kehidupan sehari-hari, gelung ini sering dijadikan karya oleh para perajin sanggul.

Pusung tagel digunakan bersama antol atau cemara. Istilah ini merujuk pada rambut tambahan untuk menata sanggul.

Bagian bawah sanggul berbentuk menyerong ke samping. Pusung tagel bagian kiri disebut penyawat, sedangkan bagian yang berbentuk bulatan disebut batun pusungan. Selanjutnya ada tagelan yang berada di sebelah kanan penyawat.

Seiring berkembangnya zaman, pusung tagel mengalami berbagai modifikasi. Menariknya, perubahan tersebut tidak terjadi pada bagian pusung tagel-nya, melainkan hanya pada bagian depan. Bentuk modifikasi itu terdapat pada penambahan urat-urat atau belahan rambut ke kiri maupun kanan.

Tahapan pembuatan pusung tagel dimulai dari menyiapkan rambut tambahan antol atau cemara. Proses ini hanya dilakukan pada rambut pendek saja. Jika rambut sudah cukup panjang, maka proses ini akan dilewati.

Selanjutnya, rambut dibagi menjadi dua bagian, depan dan belakang. Bagian depan disasak membentuk sunggaran, sementara bagian belakang diikat kuat menggunakan karet di tengah kepala bagian belakang.

Selanjutnya, antol sepanjang 100-120 cm dipasang dengan cukup kencang. Setelah itu, antol dipilin sedikit dengan rambut asli. Kemudian, membentuk lingkaran (batun pusungan) dengan cara memutarkan rambut ke kiri bawah dan mengangkatnya ke kanan atas.

 

Lagelan

Setelah itu, buat tagelan dengan menekuk ujung rambut di sebelah kanan, ukurannya lebih besar dari batun pusungan. Sebagai sentuhan akhir, sisakan sedikit rambut untuk diselipkan dan diikatkan di tengah sanggul atau pangkal sanggul, lalu jepit dengan kuat.

Gelung pusung tagel tak hanya menjadi simbol kecantikan. Gelung ini sekaligus menjadi penanda kedewasaan wanita Bali.

Pada masa dahulu, pusung tagel hanya dikenakan oleh perempuan yang sudah ditagelin atau menikah. Namun, kini perempuan yang berusia 17 tahun ke atas sudah bisa mengenakannya.

Pusung tagel menggambarkan perpaduan antara tradisi dan estetika wanita Bali. Tatanan rambut ini pun berkembang menjadi identitas Bali yang menghormati nilai-nilai kearifan lokal.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya