Pemkot Bandung Minta Kegiatan Berburu Koin ´Harta Karun´ Dihentikan, Taman Rusak!

Pemkot menyarankan agar aktivitas seperti berburu koin diarahkan ke lokasi lain yang tidak merusak fasilitas publik, seperti lapangan atau tempat tertutup lainnya.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 15 Jan 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 17:00 WIB
jagat, tegalega, harta karun
Kolase foto yang menangkap momen sejumlah warga saat mencari harta karun, koin Jagat, di Taman Tegalega, Kota Bandung, Rabu, 8 Januari 2024.... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Pengembang aplikasi pencari koin Jagat diminta untuk menghentikan aktivitasnya di taman-taman Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung pun mengaku telah berkomunikasi dengan pengembang. 

Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyampaikan, para pengguna telah merusak fasilitas umum, terutama taman-taman kota. Sementara pihak pengembang, katanya, tidak meminta izin kepada Pemkot Bandung.

"Kalau memang merusak fasilitas umum, ya harus dihentikan. Silakan berkreasi membuat aplikasi, tapi jangan sampai merusak fasilitas publik. Kalau taman dirusak, susah memperbaikinya," ujar Koswara dalam keterangannya di Bandung, Sabtu 11 Januari 2025. 

"Kami tidak pernah menerima permohonan izin. Jadi, nanti akan ditindaklanjuti oleh Kadiskominfo. Kalau memang tidak boleh, ya akan dilarang," tambahnya. 

Koswara menyarankan agar aktivitas seperti berburu koin diarahkan ke lokasi lain yang tidak merusak fasilitas publik, seperti lapangan atau tempat tertutup lainnya. Ia berharap, aplikasi serupa dapat memberikan nilai edukasi kepada masyarakat bukan malah merusak fasilitas publik.

"Kalau ingin membuat aplikasi berbasis poin, sebaiknya dikaitkan dengan kegiatan positif seperti membersihkan sampah atau menabung botol plastik di bank sampah. Itu lebih mendidik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," tegasnya.

Sementara itu, Plt Kabid Pertamanan dan Dekorasi Kota DPKP Bandung, Yuli Eka Dianti mengungkapkan, sejumlah taman kota seperti Taman Sukajadi, Maluku, Tegalega, Pet Park, Taman Panda, dan Taman Balai Kota mengalami kerusakan yang cukup parah akibat aktivitas pencarian koin.

"Tanaman diinjak-injak, lantai di Taman Tegalega dilepas, bahkan ada yang sampai menggali tanah. Padahal kami sudah susah payah merawat taman-taman ini," ujar Yuli.  

Ia pun menyebut DPKP telah mencoba menghubungi pengembang aplikasi tersebut. "Mereka baru merespons kemarin dan menyampaikan akan mengimbau penggunanya agar tidak merusak fasilitas publik. Mereka juga meminta waktu untuk berdiskusi lebih lanjut dengan DPKP," tambah Yuli.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pemburu Koin di Tegalega

Para pemburu ´harta karun´koin Jagat itu sebelumnya sempat terpantau di Taman Tegalega. Mereka mengorek-ngorek lantai taman, menyusur sisian tembok, hingga mengangkat-angkat patahan bata lantai yang terkelupas. 

Jagat adalah sebuah aplikasi yang di dalamnya terdapat semacam permainan bernama Treasure Hunt atau Coin Hunt. Pengelola aplikasi, katanya, telah menebar koin-koin di tempat-tempat tersembunyi yang sudah ditentukan. Rabu ini, tempat yang dipilih adalah Taman Tegalega.

Koin yang ditemukan bisa ditukar dengan uang. Sebelumnya, lewat sebuah unggahan di @jagatapp_id (8/1/2025), pihak Jagat memastikan bahwa koin-koin itu tidak akan diletakkan di lokasi yang berisiko.

Untuk semua koin, dipastikan tidak akan diletakkan di lokasi yang berisiko, seperti rumah sakit, rumah warga, permukiman, dan tempat2 yg berbahaya. Titik lokasi koin yang tertera bukanlah titik pasti, melainkan area atau jangkauan,” seru takarir unggahan tersebut.

Jika GenJ menekan ikon pop-up koin, akan muncul radius jarak. Jadi, posisi koin tidak akan 100% tepat seperti yang terlihat di gambar atau maps, karena hal tersebut hanya menunjukkan radius area,” lanjutnya.

Lewat unggahan itu, pemburu harta karun juga diingatkan agar tidak merusak fasilitas umum atau fasilitas milik orang lain.

Mingat mau mengingatkan agar selalu berhati-hati dan TIDAK MERUSAK FASILITAS UMUM DAN MILIK ORANG LAIN, serta menjaga ketertiban dan ketenangan warga sekitar”.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya