Liputan6.com, Timika Ratusan masyarakat asli Papua duduk berkumpul, duduk melingkar di lokasi pembangunan pabrik semen dan keramik di Timika milik PT Honai Ajkwa Lorentz (PT HAL) di Jalan Trans Nabire Mile 32 Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Mulai dari anak-anak, pemuda hingga orang dewasa sangat menikmati makanan berupa umbi-umbian, jagung, sayuran dan daging babi hasil olahan bakar baku yang dilakukan dalam upacara doa keselamatan dan tradisi bakar batu Groundbreaking Capex Site “HONCEN”.
Advertisement
Hari ini, Sabtu (18/1/2025), PT HAL mengundang masyarakat adat, TNI Polri hingga pemerintah dalam kegiatan tersebut. Upacara bakar batu dipimpin Panius Kogoya, sebagai tokoh adat setempat. Upacara bakar batu memiki makna wujud syukur, hingga mempererat tali silaturahmi kekeluargaan di antara sesama.
Advertisement
Direktur Utama, PT HAL, Fenty Widyawati mengaku senang dengan kegiatan hari ini yang berjalan baik dan lancar. “Kegiatan hari ini menjadi wujud nyata komitmen kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Timika melalui pembangunan pabrik semen dan keramik yang memanfaatkan tailing sebagai bahan baku utama,” katanya.
PT HAL yakin keberadaan pabrik semen dan keramik dapat menjaga harga semen di Tanah Papua lebih stabil dan terjangkau dalam mendukung pembangunan infrastruktur.
Fenty bilang, pabrik yang dalam tahapan awal akan dibangun di lahan seluas 9 hektare dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal sebanyak 80 persen dan 20 persen lainnya akan diperuntukan bagi masyarakat luar Papua.
“Kami percaya proyek pembangunan pabrik akan memberikan kontribusi yang signifikan dengan menciptakan lapangan kerja baru, menggerakkan roda perekonomian lokal, serta meningkatkan daya tarik bagi investor lokal maupun asing untuk bergabung bersama kami,” Fenty berujar.
Membuka Lapangan Pekerjaan
Fenty bilang, pabrik dengan total investasi Rp3,1 triliun dalam tahapan awalnya dialokasikan sebesar Rp156 miliar untuk satu semester untuk proses pembangunannya, yang mencakup pembabatan dan pembersihan akses jalan utama, jembatan, serta persiapan lahan Capex Site. Selain itu dilakukan pemagaran seng akan dilakukan sebanyak tiga tahap di areal infrastruktur.
“Untuk memastikan keamanan dan kelancaran pekerjaan di wilayah Capex Site, sejumlah pemuda gereja dan masyarakat adat akan dilibatkan di bawah pengawasan langsung Bapak Panius Kogoya sebagai pemangku adat, dengan pemberitahuan resmi kepada BUMD Papua,” jelasnya.
Selama masa pembangunan pabrik, manajemen akan melaksanakan proses rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja secara berkala setiap triwulan dengan jadwal gelombang pertama pendaftaran lamaran kerja akan dibuka pada 10 Januari 2025 hingga 31 Maret 2025. Proses seleksi tenaga kerja akan dilaksanakan pada 15 – 20 April 2025, dan pengumuman penerimaan tenaga kerja dijadwalkan pada 30 April 2025.
General Manager PT HAL, Hamdani menjelaskan perekrutan karyawan juga memberikan kesempatan bagi anak-anak putus sekolah. Nantinya anak-anak tersebut akan diberikan pelatihan hingga pas pendidikan.“Artinya jika anak tersebut memungkin untuk masuk belajar paket C atau A, maka akan diakomodir untuk pembelajaran tersebut. Intinya, kami tidak akan meninggalkan tenaga lokal di Timika,” jelasnya.
Hamdani memastikan setiap karyawan yang diterima akan mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang diawali dengan seminar dan diakhiri dengan workshop, guna meningkatkan kompetensi dan kesiapannya dalam mendukung operasional perusahaan.
Advertisement
Dukungan Masyarakat Adat
Fenty menyebutkan target produksi pabrik semen dalam jangka waktu 1-2 tahun awal berkisar 21,9 juta ton.“Ini produksi minimal ya. Jika dalam berjangkanya waktu hingga 6 tahun ke depan, akan dilihat lagi peningkatan produksinya. Makin banyak produksi, maka makin banyak tenaga kerja yang direkrut,” katanya.
Pemuda Amungme, Alex Tsenawatme yang hadir dalam peresmian Groundbreaking Capex Site “HONCEN” mendukung dibangunnya pabrik semen dan keramik di Timika.“94 persen, keberadaan pabrik ini akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Pabrik ini akan mengurangi pengangguran dan mengurangi dampak lingkungan dengan penggunaan bahan baku dari tailing,” jelasnya.
Pemangku adat, Panius Kogoya berterima kasih kepada PT HAL yang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Dia memastikan dengan campur tangan masyarakat adat dapat memudahkan kolaborasi lainnya dengan pemerintah daerah atau pihak lainnya.
“Kami juga meminta dukungan pengusaha lokal untuk masuknya industri ini dan membantu SDM yang ada di Mimika,” jelasnya.
Dirinya berharap jangan lagi ada pro dan kontra terkait dibangunnya pabrik tersebut.
“Acara bakar batu sudah dilakukan hari ini, mari kita bergandengan tangan untuk memajukan masyarakat Papua, khususnya di Timika,” ujarnya.