Liputan6.com, Jakarta - Tari Salai adalah salah satu tarian tradisional Tidore Maluku Utara, yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam. Tarian ini telah diwariskan secara turun-temurun sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Tidore, terutama dalam konteks ritual, penyambutan tamu, serta upacara adat yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kebesaran Kesultanan Tidore.
Dalam perkembangannya, Tari Salai menjadi dasar bagi Tari Kapita Mano, sebuah tarian yang lebih eksploratif dan dinamis dalam merepresentasikan semangat perjuangan serta kepemimpinan di Maluku Utara. Sebagai tarian tradisional, Tari Salai memiliki gerakan yang khas dan sarat makna.
Tarian ini umumnya dibawakan oleh sekelompok pria yang mengenakan pakaian adat khas Tidore, seperti celana panjang, baju lengan panjang berwarna cerah, serta ikat kepala atau penutup kepala yang melambangkan kehormatan.
Advertisement
Baca Juga
Gerakan Tari Salai menggambarkan ketegasan, kepemimpinan, serta ketangkasan para pemimpin dan prajurit Tidore dalam mengemban tugas mereka, baik dalam urusan pemerintahan maupun dalam perlawanan terhadap musuh yang mengancam wilayah mereka.
Pola gerak dalam tarian ini terinspirasi dari gerakan perang, strategi bertahan, serta ekspresi kebersamaan dan solidaritas di antara para penari. Selain gerakannya yang dinamis, Tari Salai juga memiliki iringan musik yang khas, biasanya menggunakan alat musik tradisional seperti tifa, gong, dan suling.
Ritme yang dimainkan dalam tarian ini menggambarkan semangat yang membara dan membangun suasana yang penuh semangat di antara para penari dan penonton. Musik yang mengiringi Tari Salai tidak hanya sekadar sebagai latar, tetapi juga menjadi elemen penting dalam menghidupkan tarian ini, mengatur tempo gerakan, serta menciptakan suasana yang sesuai dengan tema yang ingin disampaikan dalam setiap pertunjukan.
Tari Salai juga memiliki nilai filosofis yang dalam, terutama dalam konteks kepemimpinan dan perjuangan. Tarian ini sering dikaitkan dengan sejarah panjang Tidore sebagai salah satu kesultanan besar di Nusantara yang memiliki pengaruh kuat dalam dunia maritim dan perdagangan.
Dalam banyak kesempatan, Tari Salai ditampilkan sebagai bentuk penghormatan kepada para pemimpin dan leluhur yang telah berjasa dalam membangun dan mempertahankan kejayaan Tidore.
Sejarah Panjang Tidore
Oleh karena itu, tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, keberanian, serta persatuan dalam masyarakat.
Seiring waktu, Tari Salai mengalami berbagai adaptasi dan perkembangan. Salah satu bentuk perkembangan yang paling signifikan adalah munculnya Tari Kapita Mano, yang merupakan tarian hasil inovasi dari Tari Salai.
Kapita Mano adalah tarian yang lebih ekspresif dan memiliki elemen yang lebih kuat dalam menggambarkan semangat kepemimpinan dan keprajuritan. Tarian ini sering dikaitkan dengan peran seorang kapita, yaitu pemimpin pasukan atau panglima perang di Maluku, yang bertugas dalam mengatur strategi serta menjaga keamanan wilayah.
Dengan demikian, Tari Kapita Mano dapat dianggap sebagai bentuk penyempurnaan dari Tari Salai, yang memberikan penekanan lebih besar pada aspek kepemimpinan, semangat juang, dan keberanian.
Dalam pertunjukan Tari Kapita Mano, unsur-unsur dari Tari Salai masih sangat terasa, baik dalam pola gerakan, formasi tarian, maupun ritme musik yang mengiringinya.
Namun, terdapat tambahan elemen yang lebih kompleks, seperti variasi gerakan yang lebih cepat dan tajam, penggunaan properti seperti tombak atau pedang, serta tata panggung yang lebih dinamis. Hal ini menjadikan Tari Kapita Mano sebagai bentuk evolusi dari Tari Salai yang lebih modern dan lebih relevan dengan perkembangan seni pertunjukan saat ini.
Pelestarian Tari Salai dan Kapita Mano menjadi tantangan tersendiri di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah, komunitas seni, serta para budayawan untuk menjaga eksistensi tarian ini, baik melalui pagelaran seni, festival budaya, maupun program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda.
Kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya seperti Tari Salai dan Kapita Mano harus terus ditanamkan, agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Dengan segala keindahan dan nilai historisnya, Tari Salai tidak hanya sekadar sebuah tarian, tetapi juga sebuah simbol kebanggaan bagi masyarakat Tidore. Sebagai akar dari Tari Kapita Mano, Tari Salai tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya Tidore yang mencerminkan keberanian, kepemimpinan, dan semangat kebersamaan.
Upaya untuk terus melestarikan tarian ini adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang Tidore serta peranannya dalam membentuk budaya Nusantara yang kaya dan beragam.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)