Liputan6.com, Makassar - Pemerintah Kota Makassar menetapkan status tanggap darurat bencana usai banjir mengepung ibu kota provinsi Sulawesi Selatan ini. Status tanggap bencana ini ditetapkan mulai 10 hingga 17 Februari 2025.Â
SK penetapan status tanggap darurat bencana banjir Makassar dengan Nomor: 769/188.4.45/Tahun 2025 itu diteken oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto pada Senin (10/2/2025). BPBD Makassar menyebut peningkatan status dari siaga ke tanggap darurat ini untuk meminimalisir dampak banjir.
"Pada intinya status tanggap darurat ini menetapkan status Kota Makassar dalam kondisi tanggap darurat bencana. Sebenarnya ada tahapannya, ada siaga, siaga itu sudah kita keluarkan bulan November kemudian diikuti tanggap darurat," kata Hendra saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2025).
Advertisement
Hendra menjelaskan bahwa dalam kondisi tanggap darurat, penanganan terhadap korban bencana banjir akan lebih intensif dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Status tanggap darurat selama satu pekan juga bisa diperpanjang tergantung perkembangan kondisi bencana.
"Dalam kondisi ini perlu ada operasi. Operasi itu pencarian, penyelamatan dan evakuasi. Nah, itu yang diatur dalam SK tersebut, bahwa seluruh elemen di Kota Makassar ini, bukan hanya pemerintah kota, tapi dari TNI-Polri bahkan swasta terlibat dalam pengurangan terjadinya risiko korban, kerusakan atau kerugian," ujarnya.
Dia mengakui SK tanggap darurat ini berdasarkan usulan BPBD Makassar. Pihaknya mengusulkan hal itu usai adanya imbauan peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Data sudah menunjukkan bahwa kita memasuki musim hujan, data menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu, dalam hal ini, kali ini tanggal 10-17 sesuai imbauan peringatan dini dari BMKG. Kemudian faktanya di lapangan sudah terjadi hujan lebat dan sangat lebat," katanya.
Â
Pengungsi Capai 5.005 Jiwa
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Ita Isdiana Anwar menyebutkan bahwa jumlah pengungsi banjir terus bertambah hingga Rabu (12/2/2025) sore. Dia menyebutkan bahwa pada pukul 20.00 Wita, jumlah pengungsi sudah mencapai 5.005 jiwa.Â
Jumlah itu meningkat cukup pesat, dimana pada Rabu pagi jumlah pengungsi yang terdata sekitar 1.711 jiwa. Jumlah itu kemudian bertambah pada Rabu siang menjadi 3.095 jiwa.Â
"Sekarang 5.005 jiwa, data pukul 20.00 (Wita)," kata Ita.Â
ta menjelaskan bahwa pengungsi terbanyak berada di Kecamatan Manggala. Dinas Sosial pun telah membuat dapur umum di Kecamatan Manggala untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi.Â
"Untuk sementara baru satu titik dapur umum. Tapi ada titik-titik dapur yang dibuat oleh pengungsi juga dan kita suplai bahan bakunya," jelasnya lebih jauh.Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)