Liputan6.com, Banyuwangi - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi dikabarkan meninggal dunia di Malaysia. PMI itu ditemukan meninggal di area perkebunan sawit.
Koordinator Advokasi Garda BMI Banyuwangi Topan Hadi Sucipto mengatakan PMI tersebut bernama Edi Waluyo, 35 tahun, warga Dusun Sumberjo, Desa Keundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi.
Informasi resmi dari KJRI yang didapat dari RS di Malaysia yang bersangkutan meninggal akibat serangan jantung. Edi dinyatakan meninggal dunia pada 8 Februari 2025 sekitar pukul 18.48 waktu Malaysia.
Advertisement
Menurutnya, korban ditemukan sesama pekerja kelapa sawit. Awalnya, rekan kerja korban melihat ada sepeda motor yang masih ada kontaknya. Selanjutnya diketahui korban dalam kondisi tertelungkup, saat dilihat ternyata sudah meninggal dunia.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihak keluarga meminta pendampingan untuk proses pemulangan. Setelah resmi melakukan pendampingan diapun membuatkan surat menyurat administrasi untuk dikirimkan ke Malaysia dan Surabaya.
Saat itulah dirinya diperlihatkan foto kondisi korban. Ada dua foto ditunjukkan. Dalam foto itu tampak posisi korban tertelungkup dengan posisi tangan tidak kelihatan karena berada di bagian depan.
“Jadi tak zoom kayaknya ada darah di kepala. Kalau dibacok itu sebelah mana, Saya zoom kok darah gak banyak, gak melebar,” kata pria yang akrab disapa Khrisna itu.
Melihat dari foto yang ada, seperti ada luka di belakang. Apakah luka itu terbentur atau sebab lain dirinya tidak tahu. Tapi, kata dia, tidak ada batu di tanah. Karena itu adalah jalanan di kebun kelapa sawit.
Dia melihat ada keanehan. Karena lokasi kejadian berada di jalan di tengah kebun sawit. Kondisi itu mungkin wajar jika peristiwanya di jalanan yang lebih keras.
“Apa dia langsung kena serangan jantung, langsung jatuh kita ndak tahu. Tapi kok lukanya di situ, kok posisi akhirnya tertelungkup. Jadi analisanya kalau lewat foto ngambang,” ungkapnya.
Simak Video Pilihan ini:
Meninggal Akibat Serangan Jantung
Belakangan, menurutnya, dalam dokumen pemulangan yang diterima dijelaskan, berdasarkan keterangan medis korban meninggal akibat serangan jatung. Krishna merasa curiga ada yang ditutup-tutupi dalam peristiwa ini. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan klarifikasi.
“Kita mencurigai kayaknya ada yang ditutupi,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, jenazah korban sudah dalam proses pemulangan. Diperkirakan pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB jenazah sudah tiba di Bandara Juanda. Dia mengaku belum mendapatkan info terbaru dari UPTP2TK Surabaya.
Dijelaskannya, proses pemulangan korban dibantu oleh teman kerjanya. Sebab berdasarkan informasi untuk pemulangan butuh biaya sekitar 5 ribu ringgit atau setara Rp18 juta.
“Dari Malaysia ke Juanda gratis dibantu teman-temannya. Untuk dari Juanda ke rumah duka memang difasilitasi ambulans gratis dari Disnaker Provinsi,” terangnya.
Korban diketahui merupakan PMI unprosedural. Dia diperkirakan sudah 11 tahun bekerja di Malaysia. Paspor korban adalah paspor lama dan diketahui sudah tidak berlaku.
Hingga saat ini, Krishna mengaku belum tahu sikap keluarga jika nanti sudah dipulangkan. Apakah akan diperiksakan ulang atau tidak. Dirinya akan menanyakan kepada pihak keluarga.
“Semua keputusan pada keluarganya, kalau mau diramaikan kita bantu. Kadang-kadang keluarga tidak mau, kasihan jenazahnya,” ujarnya.
Advertisement
