Liputan6.com, Gorontalo - Sebagai daerah dengan potensi ekonomi yang besar, Kota Gorontalo berada di persimpangan penting dalam menentukan arah kebijakan pembangunan. Transformasi dari konsep Smart City menuju Kota UMKM dapat menjadi langkah strategis untuk memperkuat perekonomian lokal dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Pendekatan ini menitikberatkan pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Dibandingkan dengan Smart City yang berfokus pada infrastruktur dan teknologi, Kota UMKM lebih menekankan pada penguatan ekosistem bisnis masyarakat, menciptakan peluang usaha baru, serta meningkatkan kesejahteraan warga.
Baca Juga
Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Gorontalo, jumlah UMKM di daerah ini mencapai 105.509 unit. Kota Gorontalo saat ini menempati posisi kedua dengan 20.319 UMKM setelah Kabupaten Gorontalo yang memiliki 38.328 unit usaha. UMKM di Kota Gorontalo terdiri dari skala mikro sebanyak 17.227 unit, skala kecil 2.692 unit, dan skala menengah sekitar 400 unit.
Advertisement
Angka ini menunjukkan bahwa sektor UMKM terus berkembang pesat dan memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Dalam lima tahun terakhir, dari total UMKM yang ada, sebanyak 11.806 unit telah mendapatkan fasilitas pembinaan manajemen oleh pemerintah daerah. Hingga 2023, sebanyak 5.059 UMKM telah difasilitasi, dan 4.079 di antaranya atau sekitar 81% mengalami peningkatan omzet.
Guna mempercepat pertumbuhan UMKM, diperlukan infrastruktur yang memadai dan akses pasar yang lebih luas. Salah satu strategi utama adalah mengoptimalkan fungsi Pasar Sentral sebagai pusat kegiatan ekonomi bagi pelaku usaha kecil dan menengah.“Jika pasar tradisional dikelola dengan baik dan dipadukan dengan konsep modern, maka akan tercipta ekosistem bisnis yang dinamis dan menarik,” ujar Inkrianto Mahmud, Ketua IKA Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG.
Selain itu, digitalisasi UMKM menjadi prioritas utama dalam meningkatkan daya saing pelaku usaha. Penyediaan platform digital akan mempermudah pemasaran produk secara daring serta mempercepat proses transaksi melalui pembayaran digital.
Pemerintah Kota Gorontalo juga terus mengadakan pelatihan teknologi bagi pelaku usaha agar mereka mampu memanfaatkan media sosial, website, serta marketplace untuk memperluas jangkauan pasar. Akses pembiayaan yang mudah dengan bunga rendah menjadi faktor utama dalam membantu UMKM berkembang. Pemerintah daerah diharapkan dapat memperluas program kredit usaha rakyat (KUR) serta memberikan pendampingan intensif agar pelaku usaha dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.
Pendampingan dan konsultasi bisnis juga sangat diperlukan untuk membantu UMKM menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam aspek pemasaran, pengelolaan operasional, serta inovasi produk. Kolaborasi antar-UMKM juga perlu diperkuat, seperti kerja sama antara kedai kopi dengan petani lokal dalam mengembangkan Kopi Pinogu sebagai produk unggulan daerah.
Transformasi Kota Gorontalo menjadi Kota UMKM sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan peningkatan produktivitas ekonomi, pengurangan kemiskinan, serta penguatan daya saing sumber daya manusia. Salah satu agenda utama dalam visi tersebut adalah mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis UMKM, koperasi, dan ekonomi kreatif. Dengan berbagai strategi yang telah dirancang, Kota Gorontalo berpeluang besar untuk menjadi pusat UMKM di Indonesia. “Sebagai daerah strategis di Provinsi Gorontalo, kota ini memiliki potensi besar untuk berkembang dan menjadi percontohan dalam pemberdayaan UMKM di tingkat nasional,” pungkas Inkrianto.