Saatnya UMKM Lompat Kelas dengan AI

Persaingan bisnis yang semakin kompetitif, ditambah lagi dengan perilaku konsumen yang semakin digital savvy, membuat adopsi teknologi digital, khususnya Artificial Intelligence (AI), menjadi sangat penting dan mendesak bagi sektor UMKM.

oleh Liputan6dotcom Diperbarui 23 Mar 2025, 17:47 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 16:41 WIB
apa itu digital marketing
apa itu digital marketing ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kondisi ekonomi yang tengah mengalami pelemahan, sebagaimana terlihat dari laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi sebesar 0,48 persen pada Februari 2025.

Deflasi ini merupakan yang ketujuh kalinya sejak Mei 2024, dengan rentetan deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024 serta deflasi sebesar 0,76 persen pada Januari 2025. Fenomena deflasi ini terbilang anomali karena terjadi satu bulan menjelang Ramadan, periode di mana konsumsi masyarakat biasanya meningkat.

Tahun lalu, periode yang sama justru mencatat inflasi, yang menunjukkan adanya tekanan daya beli dan ketidakpastian ekonomi yang perlu diwaspadai oleh pelaku UMKM.

Persaingan bisnis yang semakin kompetitif, ditambah lagi dengan perilaku konsumen yang semakin digital savvy, membuat adopsi teknologi digital, khususnya Artificial Intelligence (AI), menjadi sangat penting dan mendesak bagi sektor UMKM.

AI kini menjadi salah satu teknologi yang paling banyak diperbincangkan dalam dunia bisnis, khususnya bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Menurut laporan Kementerian Perdagangan 2024, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 60,51 persen dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 96,92 persen. Saat ini, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta, yang turut menyumbang pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 15,65 persen.

Dengan peran strategis tersebut, adopsi AI menjadi semakin penting. AI tidak hanya menjanjikan efisiensi operasional, tetapi juga mampu meningkatkan penjualan melalui berbagai strategi inovatif untuk mempertahankan daya saing UMKM dalam ekonomi yang makin kompetitif.

Lantas, bagaimana AI dapat membantu UMKM menjawab tantangan yang ada?

AI mampu memberikan manfaat nyata bagi UMKM melalui otomatisasi proses bisnis, seperti chatbot layanan pelanggan yang aktif 24 jam, pengelolaan stok otomatis, dan personalisasi konten pemasaran yang mampu meningkatkan interaksi dan transaksi pelanggan.

Selain itu, AI dapat membantu UMKM memahami pasar secara mendalam lewat analisis perilaku konsumen, rekomendasi produk yang lebih akurat, dan prediksi tren pasar yang relevan.

 

Promosi 1
Genjot Penjualan

Genjot Penjualan

Dengan demikian, UMKM bisa meningkatkan penjualan melalui pendekatan yang lebih personal dan tepat sasaran. Bahkan, beberapa UMKM lokal di sektor fesyen dan kuliner telah mulai memanfaatkan fitur AI sederhana seperti analisis ulasan pelanggan untuk memperbaiki kualitas produk mereka.

Meski demikian, terdapat beberapa tantangan besar yang dihadapi UMKM dalam mengadopsi teknologi AI. Tantangan utama di antaranya adalah keterbatasan modal awal yang membuat investasi AI terasa berat. Selain itu, infrastruktur teknologi yang belum memadai, terutama di daerah terpencil, menjadi kendala tambahan.

Kurangnya kompetensi sumber daya manusia dalam memahami dan mengelola teknologi AI juga menjadi penghambat. Banyak UMKM yang belum memiliki akses ke tenaga ahli AI yang mampu membantu implementasi teknologi ini secara efektif.

Kualitas data dan keamanan juga menjadi isu penting. Data UMKM sering kali tidak terstruktur atau bahkan belum tersedia, sementara ancaman terhadap keamanan data pelanggan semakin meningkat. Regulasi perlindungan data yang jelas juga dibutuhkan agar UMKM lebih percaya diri dalam memanfaatkan AI.

Untuk menghadapi tantangan ini, kolaborasi penta-helix antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, media, dan masyarakat sipil sangat diperlukan. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan berupa kebijakan yang jelas dan insentif khusus bagi UMKM yang mengadopsi AI.

Selain itu, edukasi dan pelatihan tentang teknologi AI harus diperkuat agar UMKM dapat bersaing di era digital. Di samping itu, perlu juga didorong inovasi dalam bentuk layanan AI as a service berbasis subscription atau langganan bulanan.

Layanan ini memungkinkan UMKM untuk menggunakan teknologi AI sesuai kebutuhan, tanpa harus membeli perangkat atau software mahal. Dengan biaya terjangkau dan fleksibel, UMKM bisa mengakses berbagai fitur AI seperti chatbot, analisis data pelanggan, atau rekomendasi produk secara mudah dan cepat.

Model ini juga mengurangi risiko investasi besar di awal, sehingga teknologi AI bisa dinikmati oleh lebih banyak UMKM lokal dengan berbagai skala usaha.

Dengan upaya bersama ini, AI bukan lagi menjadi teknologi yang eksklusif, melainkan solusi nyata yang mampu meningkatkan daya saing dan pertumbuhan penjualan UMKM Indonesia di pasar global. Sudah saatnya pelaku UMKM melihat AI bukan sebagai beban teknologi, tetapi sebagai mitra cerdas untuk bertumbuh di tengah tantangan ekonomi.

Tuhu Nugraha / Digital Business & Metaverse Expert, Principal Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

 

 

Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya