Liputan6.com, Manado - Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, yang diharapkan bisa menampung air kini dalam kondisi spill out (meluber). Warga Kota Manado khususnya yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano diminta mewaspadai banjir besar.
“Kami berharap warga yang ada di sepanjang DAS Tondano, terus bersiaga banjir saat kondisi cuaca ekstrem masih melanda Kota Manado dan sekitarnya,” ujar Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Sugeng Harianto pada, Sabtu (22/5/2025) malam.
Dia mengatakan potensi hujan lebat hingga sangat lebat masih berpeluang terjadi di catchment area atau di bagian hulu Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Advertisement
Sugeng Harianto mengatakan, sejak Jumat (21/3/2025) malam pukul 22.08 Wita, Bendungan Kuwil Kawangkoan spill out (meluber) atau bendungan telah mencapai daya tampung maksimum sebesar 26,89 juta meter kubik pada elevasi plus 100,2 dpl.
Sementara itu sampai Sabtu (22/3/2025) pukul 16.10 Wita, pasokan air dari hulu yaitu dari Sungai Tondano masih terus masuk sebagai inflow ke Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Secara otomatis air akan mengalir keluar melalui ambang pelimpah spillway di bagian samping kiri konstruksi Bendungan Kuwil Kawangkoan menuju ke Sungai Tondano yang bermuara di Teluk Manado.
"Kami mengimbau masyarakat tidak perlu panik, tapi siap siaga. Berdasarkan ramalan BMKG potensi hujan lebat hingga sangat lebat masih mungkin terjadi di hulu maupun hujan lokal di hilir bendungan, khususnya DAS Tikala dan Kota Manado," papar dia.
Pada Minggu (23/3/2025), hujan sempat berhenti di pagi hingga siang hari. Namun di sore, hujan diserta angina kencang kembali menerjang beberapa wilayah di Sulut seperti Kabupaten Minahasa, Kota Tomohon, dan Kota Manado.
Kondisi ini menyebabkan volume air di Bendungan Kuwil kembali naik, dan berpotensi meluber masuk ke Kota Manado melalui DAS Tondano.
Sementara itu, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tetap mengajak warga mewaspadai potensi curah hujan tinggi yang dapat disertai angin kencang di wilayah Sulut.
"Masyarakat diharapkan tetap waspada dan siaga dengan kondisi curah hujan tinggi, disertai angin kencang yang masih intensif terjadi hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara," ujar Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Astrid Lasut.
Astrid juga mengimbau warga berhati hati ketika beraktivitas di luar ruangan atau saat berkendara.
"Hindari daerah dengan topografi curam atau tebing yang rawan longsor, banjir, serta pohon tumbang," ucapnya.
Astrid menjelaskan terkait dengan banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado serta di Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Jumat (21/3/2025).
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, lanjut dia, dapat disimpulkan bahwa kejadian banjir dan longsor yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan oleh adanya gelombang atmosfer Low Freguency di wilayah Sulawesi Utara sehingga mendukung aktivitas konvektif.
“Berikutnya, adanya pola pertemuan angin lapisan 3.000 feet di wilayah kejadian yang menyebabkan penumpukan massa udara dan mengakibatkan pertumbuhan awan konvektif di wilayah Kota Manado dan Kabupaten Minahasa,” tuturnya.
Indeks Labilitas Udara (KI) menunjukkan udara bersifat labil yang mendukung pembentukan awan konvektif secara lokal. Sementara kelembaban udara pada lapisan 850 — 500 milibar (mb) bersifat lembab/basah yang mendukung pembentukan awan konvektif.
“Hal tersebut dibuktikan dengan Citra Radar BMKG Sam Ratulangi dan Citra Satelit Himawari yang menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif atau awan Cumulonimbus,” papar Astrid.
Selain itu hasil observasi menunjukkan hujan dengan intensitas ekstrem sehingga mendukung terjadinya banjir dan longsor di wilayah tersebut.
Beberapa titik permukiman warga di Kota Manado terdampak banjir dan tanah longsor setelah hujan dengan intensitas lebat melanda kota tersebut serta kabupaten dan kota sekitar.
Baca Juga