Liputan6.com, Manado - Hujan yang mengguyur Kota Manado dan sekitarnya selama sehari pada, Jumat (21/3/2025), membuat sejumlah kawasan di ibukota Sulut itu dikepung banjir. Selain banjir, tanah longsor juga menerjang sejumlah wilayah.
“Banjir sudah mulai masuk ke rumah kami sejak siang hari sekitar pukul 13.00 Wita, karena memang sejak pagi hujan sudah mengguyur,” ujar Dian, warga Kelurahan Banjer, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut.
Advertisement
Dia mengatakan, banjir tersebut membuat sejumlah warga memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat mereka di wilayah yang lebih tinggi.
Advertisement
Berdasarkan data yang diperoleh, sejumlah kawasan yang dilanda banjir di Kota Manado antara lain, Banjer, Mahawu, Paal 2, Malendeng, Perkamil, Sario, dan Singkil.
Menyikapi kondisi tersebut, Polresta Manado bersama Polsek jajaran bergerak cepat untuk memberikan bantuan dan evakuasi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan personel ke lokasi-lokasi terdampak untuk membantu evakuasi, menyalurkan bantuan, serta memastikan keamanan dan ketertiban tetap terjaga.
“Kami berupaya semaksimal mungkin untuk membantu warga yang terdampak banjir dan tanah longsor. Seluruh jajaran Polresta Manado dan Polsek siap siaga dalam menghadapi bencana ini,” ujar Kapolresta.
Dalam aksi tanggap darurat ini, personel kepolisian membantu evakuasi warga yang terjebak banjir, mengamankan jalur transportasi yang terdampak longsor.
Sementara itu, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di 13 kabupaten dan kota di wilayah Sulut agar mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir, longsor, dan sebagainya.
"BMKG mengeluarkan imbauan kewaspadaan cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi hingga 23 Maret 2025," kata Kepala BMKG Stasiun Meterologi Sam Ratulangi Manado Dhira Utama.
Berdasarkan analisa kondisi dinamika atmosfer, BMKG memantau berbagai fenomena atmosfer yang mempengaruhi cuaca di wilayah Sulawesi Utara antara lain prediksi nilai anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) menunjukkan anomali negatif.
Selanjutnya, 'Spasial Low Frequency' bergerak persisten melewati wilayah Sulawesi Utara turut memperkuat peningkatan aktivitas konvektif.
Faktor penunjang lain yaitu prediksi angin membentuk pola belokan angin (shearline) dan konvergensi serta faktor lokal akibat labilitas atmosfer dalam kondisi labil dan kelembaban udara yang tinggi hingga lapisan atas mendukung pertumbuhan awan-awan hujan semakin intens.
“Kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut membentuk kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang,” tuturnya.
Wilayah-wilayah potensial cuaca ekstrem yaitu Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara.
Berikutnya, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Kami menghimbau masyarakat dan pemerintah di Sulawesi Utara agar tetap waspada terhadap peningkatan curah hujan yang disertai kilat dan angin kencang sebagai tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Baca Juga