Liputan6.com, Yogyakarta - Kata kepo telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari percakapan sehari-hari masyarakat Indonesia. Istilah yang menggambarkan sifat ingin tahu berlebihan ini memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya populer di Indonesia.
Mengutip dari berbagai sumber, kata kepo berasal dari bahasa Hokkien ‘ke po’ yang berarti ingin tahu atau penasaran. Dalam dialek Hokkien yang digunakan di Singapura dan Malaysia, istilah ini ditulis dengan karakter Hanzi (kewang dalam Mandarin) yang secara harfiah bermakna haus akan sesuatu atau menginginkan sesuatu dengan sangat.
Fenomena menarik terjadi di Taiwan, di mana kata dengan pengucapan serupa yaitu kepo justru memiliki konotasi negatif. Di sana, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan seseorang, yang umumnya Perempuan yang dianggap cerewet, terlalu ikut campur, atau menyebalkan.
Advertisement
Baca Juga
Masuknya kata kepo ke Indonesia terjadi sekitar awal tahun 2000-an melalui berbagai saluran budaya. Forum internet Singapura seperti HardwareZone dan Sammyboy menjadi salah satu media penyebaran istilah ini.
Drama televisi dari Channel 8 Singapura yang ditonton oleh masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa juga berperan dalam memperkenalkan kata tersebut. Pada perkembangannya, istilah kepo semakin mendapatkan tempat dalam kosakata bahasa Indonesia melalui forum-forum daring seperti Kaskus dan platform media sosial Facebook.
Dalam beberapa tahun, kata ini berkembang menjadi slang yang identik dengan komunitas anak muda Jakarta Selatan sebelum akhirnya diadopsi secara luas di seluruh Indonesia. Seiring popularitasnya, muncul berbagai interpretasi keliru mengenai asal-usul kata kepo.
Salah satu kesalahpahaman yang beredar luas adalah anggapan bahwa kepo merupakan singkatan dari frasa bahasa Inggris knowing every particular object. Padahal, klaim tersebut tidak memiliki dasar yang valid dan tergolong sebagai informasi yang tidak akurat.
Versi lain dari kesalahpahaman serupa adalah pendapat yang menyebutkan bahwa ‘kepo’ berasal dari frasa ‘keliling pokoknya’ dalam bahasa Indonesia. Interpretasi ini lebih merupakan bentuk permainan kata yang muncul belakangan setelah istilah tersebut populer.
Seiring waktu, kata kepo mengalami perkembangan dan melahirkan beberapa varian. Kata ‘kepoan’ muncul sebagai bentuk nomina yang mendeskripsikan sifat ingin tahu yang berlebihan.
Penulis: Ade Yofi Faidzun