Liputan6.com, Jakarta Hasil penghitungan cepat sementara pemilihan umum (Pemilu) legislatif pada Rabu 9 April 2014 memberikan sentimen negatif ke bursa saham. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dijagokan memperoleh sekitar 20% dalam pemilu Legislatif ternyata tidak sesuai target.
Demikian disampaikan Direktur PT Indopremier Securities, Moleonoto The, saat ditemui wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (10/4/2014). "PDI-P hanya meraih 19% (quick count), padahal harapan pasar 20%," ujar Moleonoto.
Ia menambahkan, IHSG seharusnya dapat mampu bergerak positif hal itu mengingat bursa saham Asia dan global bergerak positif. Indeks saham Dow Jones menguat 181,04 poin atau 1,11% ke level 16.437,18. Indeks S&P 500 mendaki 20,22 poin atau 1,09% ke level 1.872,18. Indeks saham Nasdaq menguat 70,91 poin atau 1,72% ke level 4.183,90.
Advertisement
Moleonoto menambahkan, saat ini pasar saham mengharapkan sosok Joko Widodo dapat menjadi Presiden.
"Pasar berharap Jokowi jadi presiden. Jadi kalau Jokowi jadi presiden bawa sentimen positif ke pasar," kata Moleonoto.
Hal senada dikatakan Analis PT Recapital Securities, Agustini Hamid. Ia menuturkan, euforia politik dari hasil pemilihan umum legislatif kemarin telah membawa dampak negatif ke bursa saham.
"Hasil pemilihan umum legislatif partai menunjukkan bahwa tidak ada partai yang meraih suara di atas 20%. Artinya tidak ada partai yang dominan meraih suara untuk mengusung calon presiden. Satu hal yang tidak disukai pasar adalah ketidakpastian," kata Agustini.
Agustini menambahkan, ketidakpastian itu telah mendorong pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung dahulu.
Hal senada dikatakan Analis PT Samuel Sekuritas, Aiza. Ia mengatakan, ketidakpastian di pasar itu memicu risiko di pasar. Ia pun mengatakan, sektor saham bank, properti, semen dan konstruksi cenderung mengalami tekanan hari ini.
Sementara itu, Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan menuturkan, hasil penghitungan cepat pemilu legislatif memang akan menimbulkan koalisasi yang terdiri dari 2-5 partai. Hal itu akan menimbulkan politik dagang di parlemen.
"Tadinya pasar punya harapan ada partai dominan yang menang di hasil pemilu. Pelaku pasar mengambil momentum aksi ambil untung," ujar Alfred.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Kamis (10/4/2014), IHSG melemah 156,74 poin (3,18%) ke level 4.764,66. Indeks saham LQ45 tergelincir 3,95% ke level 802,90.
Sebanyak 215 saham melemah sehingga menambah tekanan ke bursa saham. Sementara itu, 49 saham bergerak menguat dan 93 saham diam di tempat.