Liputan6.com, Jakarta - Penerbitan surat utang korporasi nasional hingga saat ini masih belum terlalu berkembang. Hal itu dapat terlihat dari nominal surat utang korporasi yang nilainya masih jauh lebih rendah dari surat utang pemerintah.
"Data per 2014 kurang lebih surat utang Rp 200 triliun. Kadang-kadang turun. Kalau dibanding government bond jauh. Government bond sudah Rp 800 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, di Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Tak hanya itu, dia mengatakan hal tersebut juga terlihat dari pasar surat utang korporasi, di mana komposisinya 95 persen terdiri dari investor domestik. Sementara sisanya dimiliki oleh asing.
Nurhaida mengaku, tak berkembangnya pasar utang korporasi karena perlindungan nilainya (hedging) yang belum maksimal. Tak hanya itu, masalah tersebut juga terkendala soal perpajakan dan return.
"Makanya kami cari penyesaiannya," lanjut dia.
Dia mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, salah satu fokus OJK dengan mengimplementasikan Global Master Repurchase Agreement (GMRA).
"GMRA juga kita upayakan untuk kembangkan surat utang. Memang GMRA sifatnya internasional makanya ada tahap-tahap, bagaimana pendaftaran, perpajakan, lalu bagaimana hubungan antar pelaku antar negara," tutupnya. (Amd/Ndw)
Penerbitan Obligasi Korporasi Masih Rendah, Ini Kata OJK
Nominal surat utang korporasi yang diterbitkan nilainya masih lebih rendah dari surat utang pemerintah.
diperbarui 25 Sep 2014, 15:10 WIBDiterbitkan 25 Sep 2014, 15:10 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Putra-Putra Mbah Moen Senang saat Ayahnya Wafat, Kenapa? Gus Baha Ungkap Hal Ini
Menteri KP Ungkap Kegiatan Reklamasi Ilegal di Dekat Pulau Pari
La Galigo, Sastra Bugis yang Mengungguli Panjang Naskah Mahabharata
Ini Alasan Mengapa Bumi Tak Berputar Genap 24 Jam
Amalan Pendek Jumat Terakhir Rajab, Khasiatnya Rezeki Lancar Sepanjang Tahun Kata Habib Novel
Timnas Indonesia Punya Jersey Home Baru, Intip 3 Perbedaannya Dibanding Versi Lama
Prabowo Kucurkan Rp 48,8 Triliun, IKN Nusantara Kembali jadi Prioritas?
Tari Pangngadakkang, Warisan Seni Asal Makassar Penuh Nilai Kehidupan
HUT Megawati di Tengah Harapan Pertemuan dengan Prabowo
Perang Bintang di Kudus, 112 Pesepakbola Incar Juara MilkLife Soccer Challenge All-Stars 2025
BUMN Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan RI, Simak Caranya
Mensesneg Sebut Konsep Baru PPDB Diputuskan Prabowo, Sistem Zonasi Tidak Dihapus