Bahaya Jika Harapan Pasar ke Jokowi Terlalu Tinggi

Dengan ekspektasi berlebihan dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi investor sendiri.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Okt 2014, 17:23 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 17:23 WIB
Jokowi
(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menyayangkan sikap pelaku pasar atau investor yang terlalu memuja dan memuji pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan ekspektasi berlebihan tersebut dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi investor sendiri.

"Ekspektasi pasar terhadap Presiden terlalu tinggi. Ini bahaya, karena bisa jadi bumerang buat diri sendiri," ungkap Analis AAEI, David Sutyanto saat Diskusi Prospek IHSG Paska Pelantikan Jokowi-JK di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Dia menilai, pelaku pasar percaya diri Jokowi-JK dapat membawa Indonesia menjadi negara maju. Namun jika kenyataannya jauh dari realisasi, maka persepsi pelaku pasar langsung jelek terhadap Presiden ke-7 itu.

"Nggak mungkin juga bisa langsung menjadi negara maju. Nanti kalau performance Jokowi nggak sesuai kenyataan, pasar akan mencap jelek," paparnya.

Sementara Ketua Umum AAEI Haryajid Ramelan menambahkan, pertumbuhan pasar modal Indonesia hingga saat ini sekira 17 persen. Artinya menggeliatnya pasar modal Tanah Air mampu menarik investor lebih besar.

"Di awal tahun, pemerintah dihadiahi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melejit di level 5.000. Sekarang bahkan sudah tembus 5.094 dan sedikit lagi diperkirakan akan mencapai rekor 5.300," jelas dia.

Saat ini, sambung dia, pelaku pasar tinggal menantikan susunan kabinet Jokowi-JK secara utuh terutama menteri-menteri ekonomi yang berpengaruh terhadap peta perekonomian Indonesia.

"Kami senang kekhawatiran hambatan saat pelantikan Presiden dan Wapres nggak terjadi. Malah Prabowo dan Hatta Rajasa ikut hadir di pelantikan, sehingga pasar menganggap kedewasaan berpolitik para pemimpin partai. Jadi sekarang tinggal pikirkan bagaimana cara mencapai proyeksi IHSG di level 5.300 akhir 2014," tandas Haryajid.  (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya