Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham mayoritas PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), Philip Morris International Inc menjajaki sejumlah opsi untuk menambah saham di publik.
Hal itu dilakukan agar dapat memenuhi ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai kewajiban memenuhi persyaratan minimum kepemilikan saham oleh publik.
Baca Juga
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/6/2015), Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Paul Norman Janelle menuturkan, Philip Morris International mendukung usaha perseroan untuk mempertimbangkan opsi dalam memenuhi ketentuan BEI mensyaratkan kepemilikan saham oleh publik sekurangnya 7,5 persen.
Advertisement
"Sehubungan dengan hal itu, perseroan telah menunjuk invesment bank untuk evaluasi opsi-opsi yang strategis termasuk transaksi-transaksi pasar modal yang memungkinkan," kata Paul.
Pada 30 Januari 2014, BEI telah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan seluruh perusahaan tercatat agar sedikitnya 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal disetornya dimiliki oleh publik sejak 30 Januari 2016.
Peningkatan jumlah saham beredar ini agar transaksi saham di pasar modal lebih likuid. BEI bakal menerapkan sanksi bagi emiten yang belum memenuhi ketentuan bursa tersebut. Sanksi yang diberikan bisa berupa denda, pemberhentian sementara perdagangan saham, hingga mengeluarkan perusahaan dari pasar modal Indonesia (delisting).
Berdasarkan data RTI, kepemilikan saham PT HM Sampoerna Tbk antara lain PT Philip Morris Indonesia sebesar 98,18 persen dan publik kurang dari lima persen sebesar 1,82 persen per 31 Mei 2015.
Sebelumnya, Philip Morris International Inc mengakuisisi 40 persen saham PT HM Sampoerna Tbk pada 2005. Dengan melakukan aksi korporasi itu, HM Sampoerna harus melakukan tender offer sekitar 100 persen dengan harga Rp 10.600, dan harga itu premium 20 persen di atas harga yang diperdagangkan sekitar Rp 8,850 per saham pada Kamis 10 Maret 2005.
Saat ini PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT HM Sampoerna Tbk membukukan kapitalisasi pasar saham sekitar Rp 314 triliun pada 26 Juni 2015. Kapitalisasi pasar saham PT HM Sampoerna Tbk berada di bawah kapitalisasi pasar saham terbesar di BEI yaitu PT Bank Central Asia Tbk di kisaran Rp 331 triliun.
Pada perdagangan saham pada sesi pertama hari ini, saham PT HM Sampoerna Tbk berada di kisaran Rp 70.650 per saham atau turun 1,29 persen. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 11 kali dengan nilai transaksi Rp 135,6 juta. (Ahm/)