Unilever Bukukan Laba Bersih Rp 5,8 Triliun

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS turut mempengaruhi kinerja PT Unilever Indonesia Tbk.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 30 Mar 2016, 14:21 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 14:21 WIB
Direktur Utama Lama Pensiun, Ini Pimpinan Baru Unilever Indonesia
PT Unilever Indonesia Tbk akan dipimpin oleh Hemant Bakshi, warga negara India yang mengawali karier bersama Unilever di India sejak 1989.

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,8 triliun pada 2015. Laba tersebut tumbuh dua persen dibanding 2014.

Pertumbuhan laba ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebanyak 5,7 persen menjadi Rp 36,5 triliun.

Direktur Governance and Corporate Affairs dan Sekretaris Perusahaan, Sancoyo Antarikso, mengatakan, pertumbuhan penjualan single digit dipengaruhi kondisi makro ekonomi Indonesia yang belum kondusif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun lalu hanya 4,8 persen.

"Perseroan tetap berhasil membukukan pertumbuhan penjualan dalam negeri sebesar 6,6 persen pada tahun 2015. Namun, karena ada penurunan penjualan untuk ekspor, secara keseluruhan total pertumbuhan penjualan ditutup di 5,7 persen yang tetap positif," kata dia dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (30/3/2016).

 

Memang Ia mengakui, pertumbuhan ekonomi sempat membaik pada 2015. Sayangnya, perseroan kembali tertekan oleh adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
‎

Rupiah sendiri sempat terdepresiasi sampai 14.697 per dolar AS. Sementara, mayoritas biaya yang dikeluarkan perseroan bersinggungan dengan nilai tukar.

"Hal ini menjadi tantangan besar bagi perseroan, karena sekitar 55 persen dari input cost kami berkaitan dengan hard currency‎, " tambahnya.

Meski menemui banyak tantangan, perseroan tetap melakukan ekspansi pada tahun lalu.‎ Salah satu langkah yang ditempuh perseroan ialah dengan membuka pabrik bumbu masak baru di Cikarang. Pada tahun ini, pihaknya menyatakan akan terus berhati-hati dalam menerapkan strategi bisnis.

"Kami akan tak henti-hentinya berfokus untuk memahami konsumen, menganalisis pergeseran perilaku dan preferensi mereka, untuk dapat mengembangkan inovasi yang secara jitu menjawab kebutuhan mereka," ujar dia. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya