Kekhawatiran Risiko Brexit Turun, Bursa Asia Menguat

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen. Indeks Nikkei Jepang juga menguat 1,5 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Jun 2016, 08:20 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 08:20 WIB
Bursa Asia
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen. Indeks Nikkei Jepang juga menguat 1,5 persen.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada perdagangan Senin pekan ini. Kekhawatiran pelaku pasar akan risiko ketidakpastian ekonomi dunia yang merupakan akibat dari rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) mulai mereda.

Mengutip Reuters, Senin (20/6/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen. Indeks Nikkei Jepang juga menguat 1,5 persen.

Pasar saham global memang terus tergoncang dalam beberapa pekan terakhir karena adanya rencana referendum dari Inggris. Beberapa pelaku pasar masih berdebat mengenai dampak dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Selain itu, tewasnya aktivitis Remain (kelompok yang menginginkan untuk tetap bersama Uni Eropa) sekaligus anggota Parlemen Inggris, Jo Cox, juga mempengaruhi pergerakan pasar saham.

Dalam survei yang diadakan oleh Survation, lembaga independen yang memantau Brexit, memperlihatkan para pendukung Remain mencapai 45 persen, sementara pendukung Leave atau mereka yang menginginkan untuk keluar dari Uni Eropa berada di level 42 persen.

Namun, perhitungan terakhir mencapai 46 persen untuk Remain yang mendapat keuntungan dari insiden tewasnya Cox. Sebelumnya, perhitungan suara bagi yang ingin hengkang mencapai 45 persen, sementara yang tetap hanya 42 persen.

"Sangat sulit untuk melihat bagaimana gerak indeks ke depannya," tulis analis ANZ. Meskipun menguat di awal perdagangan, bursa Asia bisa bergerak di dua arah di perdagangan selanjutnya. 

Sementara pound naik 1,4 persen menjadi US$ 1,45, memperpanjang penguatan setelah tertekan selama dua bulan sebelumnya.

Sedangkan mata uang yen yang merupakan salah satu instrumen safe haven juga melonjak ke level tertinggi dalam 22 bulan karena sentimen dari Brexit. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya