Bursa Asia Bervariasi Menanti Referendum Inggris

Bursa saham Asia dipengaruhi yen menguat dan fokus pelaku pasar jelang referendum Inggris pada pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2016, 08:50 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2016, 08:50 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang4
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia berfluktuasi pada perdagangan saham Selasa pekan ini seiring yen menguat. Referendum Inggris yang akan dilakukan pada pekan ini masih menjadi fokus pelaku pasar, dan mempengaruhi pasar keuangan dan saham.

Pada perdagangan saham Selasa (21/6/2016), Indeks saham MSCI Asia Pasifik naik 0,1 persen pada pukul 09.55 waktu Tokyo. Sedangkan indeks saham Jepang Topix melemah 0,3 persen, dari perdagangan kemarin reli 2,3 persen. Selain itu, yen menguat 0,1 persen juga pengaruhi pasar saham.

Di Australia, indeks saham Australia/ASX 200 naik 0,5 persen. Indeks saham Selandia Baru NZX/50 sedikit berubah. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,4 persen.


Sedangkan Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan saham waktu New York terkait hasil polling referendum Inggris.

"Pelaku pasar fokus terhadap satu hal yaitu referendum Inggris. Pelaku pasar akan cemas, dan euforia perdagangan saham di bursa AS akan mereda. Kemungkinan akan ada level bawah terbaru," ujar Chris Weson Chief Market Strategis IG Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (21/6/2016).

Di pasar keuangan, mata uang Inggris pound sterling turun 0,3 persen setelah menguat tajam pada 2008. Miliarder George Soros menuturkan, pound sterling dapat turun lebih dari 20 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu akan terjadi jika Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya