Liputan6.com, Jakarta - Total dana kelolaan reksa dana meningkat signifikan hingga Agustus 2016. Dana kelolaan reksa dana naik Rp 53,40 triliun dari akhir 2015 Rp 259,49 triliun menjadi Rp 312,89 triliun.
Dana kelolaan dari Juli ke Agustus pun naik sekitar Rp 7,01 triliun dari Rp 305,88 triliun pada Juli 2016 menjadi Rp 312,89 triliun pada Agustus 2016.
Analis PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya menuturkan pertumbuhan dana kelolaan didorong reksa dana pendapatan tetap dan terproteksi. Pertumbuhan dana kelolaan kedua reksa dana itu naik didorong pertumbuhan portofolio aset investasi yaitu obligasi.
Edbert mengatakan, prospek harga obligasi naik lantaran sentimen positif dari ekonomi Indonesia stabil dan penurunan suku bunga acuan.
"Isu S&P akan menaikkan rating Indonesia juga berdampak ke surat berharga negara. Ditambah inflasi rendah membuat penurunan suku bunga acuan. Suku bunga korelasi negatif dengan harga obligasi. Suku bunga turun terbuka membuat harga obligasi naik," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (7/9/2016).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, menurut Edbert pertumbuhan dana kelolaan reksa dana juga didukung dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 1/POJK.05/2016 soal investasi surat berharga negara bagi lembaga jasa keuangan non bank.
"Lembaga jasa keuangan non bank itu akan menempatkan investasi di surat berharga negara dan reksa dana yang memiliki portofolio surat berharga negara sehingga ini meningkatkan dana kelolaan dari reksa dana pendapatan tetap," kata dia.
Sementara itu, Head of Operation and Business Development PT Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, kenaikan dana kelolaan reksa dana lebih didorong dari sentimen kenaikan laju IHSG. Secara year to date, IHSG telah naik 16,96 persen secara year to date ke level 5.372 pada penutupan perdagangan saham Selasa 6 September 2016.
Selain itu, suku bunga acuan turun dan penerapan pengampunan pajak juga memberi sentimen positif ke pasar modal.
"Lebih banyak karena kenaikan IHSG (pertumbuhan dana kelolaan). Ada juga penurunan suku bunga tetapi tidak banyak. Redemption ambil profit taking juga banyak tetapi juga banyak yang masuk," ujar dia.
Edbert menuturkan, dana kelolaan berpeluang bertambah hingga akhir tahun. Apalagi ada peraturan OJK yang memastikan penempatan dana di surat berharga sehingga berdampak ke reksa dana pendapatan tetap dan terproteksi.
Lebih lanjut ia mengatakan, potensi dana kelolaan reksa dana masih bertambah hingga akhir tahun 2016. Potensi kenaikan dana kelolaan reksa dana sekitar Rp 10 triliun-Rp 20 triliun.
Rudiyanto menuturkan, kenaikan dana kelolaan itu akan didukung dari fundamental IHSG ke level 5.300-5.400 pada 2016. Ditambah pelaksanaan tax amnesty dan peluang kenaikan peringkat Indonesia oleh S&P akan menjadi sentimen positif.
"Target dana repatriasi dan deklarasi minimal tercapai 70 persen. Saat ini pelaku pasar menunggu timing," kata dia.
Ia menambahkan, pelaksanaan tax amnesty akan berdampak signifikan ke dana kelolaan pada akhir tahun 2016, dan paling lambat awal tahun 2017.
"Belum terasa ke dana kelolaan. Mereka bayar tebusan kemudian realisasikan investasi, dan itu terasa akhir tahun, dan awal tahun (2017)," tutur Rudiyanto. (Ahm/Ndw)