Liputan6.com, New York - Wall Street bergerak menguat tipis pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) usai libur Natal. Pendorong penguatan Wall Street adalah indeks kepercayaan konsumen yang cukup optimistis dan juga data perumahan yang membaik.
Mengutip Reuters, Rabu (28/12/2016), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 11,23 poin atau 0,06 persen ke level 19.945,04. S&P 500 juga menguat 5,09 poin atau 0,22 persen ke level 2.268,88. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan kekuatan 24,75 poin atau 0,45 persen ke level 5.487,44.
Pada perdagangan kali ini volume perdagangan saham yang tercatat di Wall Street hanya sebesar empat miliar saham yang diperdagangkan. Jumlah tersebut adalah salah satu yang terendah dalam satu sesi perdagangan selama 2016 ini. Volume perdagangan di bursa AS diperkirakan akan terus melemah sampai dengan penghujung tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Data yang keluar pada Selasa pagi menunjukkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS pada Desember ini berada di level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun terakhir. Masyarakat melihat bahwa akan tercipta kondisi ekonomi bisnis yang lebih baik ke depannya dengan berbagai perbaikan yang telah dilakukan oleh otoritas moneter maupun fiskal.
Selain itu, masyarakat juga melihat bahwa pasar tenaga kerja juga terus membaik sehingga jumlah angka pengangguran berkurang. Di luar itu, harga rumah juga terus pulih dan stabil pada Oktober kemarin.
Dengan berbagai perbaikan tersebut mendorong Wall Street untuk menguat. Namun memang penguatan bursa saham di AS tak maksimal karena memang intensitas pelaku pasar untuk bertransaksi telah berkurang menjelang libur akhir tahun dan setelah libur Natal ini.
"Ada banyak harapan yang ditumpukann pada pemerintahan saat ini dan secara faktual memang data-data ekonomi yang keluar memang benar membaik," jelas CEO Ladenberg Thalmann Asset Management, New York, AS, Phil Blancato.
Ia melanjutkan, Wall Street sedikit melambung di sini karena adanya data-data ekonomi yang membaik. Tetapi memang dasar dari perhitungan pelaku pasar saat ini adalah lebih kepada kinerja dari perusahaan atau emiten sendiri. Hal tersebut juga yang membuat penguatan tertahan. (Gdn/Ndw)