Liputan6.com, Jakarta - Kinerja saham PT Garuda Indonesia Tbk ( GIAA) diproyeksi tak terlalu agresif. Terlebih, pasca mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, saham GIAA diproyeksi pada support 320 dan resistance 410. "Misal terjadi kondisi baik, pembalikan arah, atau keberhasilan manajemen menangani masalah ini saham membaik menguat batasannya level 410. Tidak kencang-kencang juga," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Efek dari kasus tersebut berpengaruh besar pada saham Garuda. Hal tersebut berkaca pada kasus-kasus lain yang menyangkut emiten. "Kalau untuk memproyeksikan base on historis dari beberapa kasus, seperti misal Bukit Sentul, Nusa Konstruksi, APLN di reklamasi pemulihannya cukup berat," ujar dia.
Selain itu, sentimen lain yang mempengaruhi kinerja saham ialah fundamental perseroan. Menurut dia, pelaku pasar sulit untuk menemukan konsistensi kinerja perseroan.
Dengan kondisi ini, menurut Alfred lebih baik investor memindah sahamnya ke saham BUMN lain yang memiliki kinerja lebih baik. Misalnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Dia mengatakan, salah satu hal yang membuat saham tersebut memiliki prospek positif lantaran perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba lebih tinggi dari rencana awal.
WSBP diperdagangkan pada harga Rp 590 per saham pada penutupan sesi pertama hari ini. Saham tersebut naik 10 poin atau sebanyak 1,72 persen. Kapitalisasi pasar perseroan sekitar Rp 15,55 triliun pada perdagangan saham hari ini.
"Dari sisi valuasi cukup murah," tukas dia. (Amd/Gdn)