Rilis Inflasi dan Hasil Pertemuan Bank Sentral Eropa Bayangi IHSG

Sentimen internal dan eksternal akan warnai laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Apr 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 06:30 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat selama sepekan meski ada potensi pelemahan di awal pekan. Rilis data ekonomi inflasi dan sentimen bank sentral Eropa akan bayangi gerak IHSG.

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, secara teknikal IHSG masih masuk jenuh beli. Kondisi ini mendorong potensi aksi jual oleh pelaku pasar. Apalagi menurut Aditya, investor asing juga sudah mulai lakukan aksi jual sejak Kamis pekan lalu. Selain itu, dari internal, Aditya mengatakan investor mencermati inflasi. Diperkirakan inflasi Maret di kisaran 0,18 persen-0,20 persen Month on Month (MoM).

Sentimen internal lainnya, menurut Aditya pelaku pasar mencermati data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2017. Pelaksanaan pengampunan pajak atau tax amnesty yang sudah berakhir pada 31 Maret juga pengaruhi pasar. Aditya menuturkan, hasil tax amnesty akan membuat defisit terhadap produk domestik bruto (PDB) akan tetap terjaga di 2,5 persen. Belanja infrastruktur pun akan terjaga.

“Tax amnesty tambah baterai baru untuk tambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Belanja pemerintah pun akan bagus pada kuartal III dan IV,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/4/2017).

Aditya pun memperkirakan, pada perdagangan Senin dan Selasa ada potensi pelemahan. Investor berpotensi melepas saham untuk realisasikan keuntungan.

Lebih lanjut ia menuturkan, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu hingga Jumat. IHSG akan dipengaruhi sentimen global. Aditya menuturkan, pelaku pasar mencermati rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, ada hasil pertemuan bank sentral Eropa.

Aditya mengatakan, bila bank sentral Eropa) tetap mempertahankan quantative easing (QE) dapat memberikan sentiment positif ke pasar saham. Dengan melihat kondisi itu, Aditya memperkirakan IHSG bergerak di kisaran 5.480-5.600. “IHSG menguji level support baru di 5.600,” kata dia.

Analis PT Binaartha Securities Reza Priyambada menuturkan, sejumlah data eksternal antara lain data indeks manufaktur, ekspor impor dan penjualan ritel dari Amerika Serikat, Asia dan Eropa akan dirilis. Bila data ekonomi internal dan eksternal akan positif menjadi katalis baik untuk pasar. Sentimen lainnya pengaruhi pasar yaitu proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit).

Reza pun mengingatkan pelaku pasar mewaspadai aksi ambil untung usai IHSG sentuh level tertinggi terbarunya. IHSG akan bergerak di kisaran support 5.550-5.570 dan resistance 5.615-5.627.

Ada pun saham-saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Soechi Lines Tbk (SOCI).

IHSG menguat 5,1 persen sepanjang kuartal I 2017 ke posisi 5.568,10. Kapitalisasi pasar saham naik 5,24 persen menjadi Rp 6.055,23 triliun. Pencapaian tertinggi level IHSG dan nilai kapitalisasi saham terjadi pada Kamis 30 Maret 2017 di kisaran 5.592 dan Rp 6.078 triliun.

Sedangkan laju IHSG selama sepekan periode 24-31 Maret 2017 naik tipis 0,02 persen ke posisi 5.567. Kapitalisasi pasar saham naik 0,08 persen. Investor asing mencatakan aksi beli sekitar Rp 1,21 triliun selama sepekan terakhir. Sedangkan sepanjang 2017 sekitar Rp 8,34 triliun.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya