Investor Asing Buru Saham, IHSG Mendatar Selama Sepekan

Aliran dana investor asing masih masuk ke pasar saham pada pekan 24-31 Maret 2017 sehingga dukung Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Apr 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2017, 07:12 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mendatar pada perdagangan saham sepekan periode 24 Maret-31 Maret 2017.

Mengutip laporan riset PT Ashmore Assets Management Indonesia, seperti ditulis Sabtu (1/4/2017), saham-saham lapis kedua mempengaruhi gerak laju IHSG selama sepekan. Pada penutupan perdagangan saham Jumat 24 Maret 2017, IHSG berada di kisaran 5.567,13. IHSG pun ditutup ke level 5.568,16 pada Jumat 31 Maret 2017.

Aliran dana investor asing juga masih masuk ke pasar saham. Tercatat aksi beli investor asing sekitar US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,66 triliun (asumsi kurs Rp 13.326 per dolar Amerika Serikat).

Berbeda dengan pasar saham, pasar obligasi atau surat utang naik 0,6 persen dalam sepekan. Imbal hasil obligasi menguat 10 basis poin. Aliran dana investor asing juga masuk ke pasar obligasi sebesar US$ 580 juta atau sekitar Rp 7,72 triliun.

Ada sejumlah sentimen pengaruhi IHSG dalam sepekan baik dari internal dan eksternal. Dari eksternal, harga minyak seiring spekulasi negara pengekspor minyak tergabung dalam the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan menunda pemangkasan produksi.

Di sisi lain, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memberi sinyal kenaikan suku bunga secara agresif. Pimpinan bank sentral AS Boston Rosengren menyatakan ada kemungkinan kenaikan suku bunga sebanyak empat kali. Dari setiap pertemuan bank sentral AS, suku bunga akan naik 25 basis poin (bps). Ia melihat, suku bunga negatif tidak lagi jadi pertimbangan bagaimana ekonomi berjalan. Meski demikian, Rosengresn tidak memiliki hak voting dalam pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC). Indeks dolar AS pun melonjak usai pernyataan itu.

Selain itu, pemerintah AS juga mengajukan draft memo rencana renegosiasi perjanjian NAFTA (North American Free Trade Agreement) kepada kongres. NAFTA ini merupakan organisasi yang terdiri dari negara Amerika Utara yaitu AS, Kanada dan Meksiko.

Memo tersebut fokus pada tarif barang Meksiko dan Kanada. Pemerintah AS di bawah pimpinan Donald Trump percaya kalau terjadi perlakuan tak mengenakkan untuk perusahaan AS.

Dari sentimen internal, dikabarkan Freeport Indonesia dan pemerintah Indonesia mendekati kesepakatan final. Pada 31 Maret 2017, tax amnesty atau pengampunan pajak pun berakhir.

Kemudian apa yang perlu dicermati ke depan?

Saham-saham berkapitalisasi kecil cenderung menguat dalam dua pekan ini. Oleh karena itu, rotasi menjadi salah satu alasan. Ada pun sektor yang tercatat menguat antara lain tambang dan perkebunan. Hal itu mengingat dua sektor itu didukung laporan keuangan kuartal IV 2016 dan gangguan persediaan sehingga mendukung harga komoditas.

Ashmore menyebutkan adanya rotasi ke saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah yang didorong valuasi. Ini dilihat dari valuasi MSCI small cap atau indeks saham-saham berkapitalisasi kecil sekitar 16 kali, indeks saham 20 kali dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sekitar 18 kali. Jarak valuasi saham kapitalisasi kecil dan besar pun semakin sempit. Bila awal tahun sekitar 22 persen kini menjadi 17 persen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya