Dibayangi Aksi Jual, Laju IHSG Bakal Datar

Analis memperkirakan tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat berlanjut pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Jul 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2017, 06:30 WIB
 IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi cenderung mendatar pada perdagangan saham pekan ini. Lantaran laju IHSG masih dibayangi aksi jual saham.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, tren aksi jual oleh investor masih berlanjut. Hal itu bakal membebani laju indeks saham.

"Tren pelemahan lanjutan pun masih berpeluang terjadi. Diharapkan pekan ini, aksi jual ini dapat berkurang sehingga dapat menahan pelemahan lebih dalam," kata dia, di Jakarta, Senin (24/7/2017).

Namun demikian, Reza mengatakan, hal ini akan dimanfaatkan investor untuk beli saham. Sebab, harga saham di posisi bawah.

"Diperkirakan laju IHSG akan kembali variatif mendatar sering masih adanya tekanan jual namun, kemungkinan juga akan dimanfaatkan untuk pembelian di harga bawah," ujar dia.

Reza memperkirakan, IHSG bergerak pada level support 5.734-5.750. Sementara level resistance pada support 5.835-5.845.

Dia merekomendasikan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Untuk diketahui, pada pekan lalu IHSG ditutup pada level 5.765,42 lebih rendah dari pekan sebelumnya 5.831,79. Pelemahan ini terjadi karena belum adanya sentimen positif pendorong IHSG.

"Laju IHSG cenderung lebih banyak bergerak di teritori merah sepanjang pekan kemarin di mana high level yang dicapai hanya mencapai 5.841 dari sebelumnya di 5.843 seiring belum adanya sentimen yang dapat mengangkat IHSG," ujar dia.

IHSG melemah 1,13 persen dari level 5.831,79 pada Jumat 14 Juli 2017 menjadi 5.765,42 pada 21 Juli 2017. Penurunan IHSG didorong saham-saham unggulan yang masuk LQ45 tergelincir 1,56 persen. Investor asing juga mencatatkan aksi jual sekitar US$ 344 juta atau sekitar Rp 4,58 triliun (asumsi kurs Rp 13.320 per dolar Amerika Serikat) di pasar saham Indonesia selama sepekan.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya