Aksi Jual Investor Asing Capai Rp 1,6 Triliun, IHSG Susut 15 Poin

Sektor saham tambang memimpin penguatan di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Jul 2017, 16:18 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2017, 16:18 WIB
IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang perdagangan saham Rabu pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (19/7/2017), IHSG melemah 15,66 poin atau 0,27 persen ke level 5.806,69. Indeks saham LQ45 merosot 0,42 persen ke level 971,90. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 161 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 150 saham menguat dan 126 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.822,48 dan terendah 5.797,34. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 279.866 kali, dengan volume perdagangan 8,3 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 6,6 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,6 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.311.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan, kecuali sektor saham tambang naik 1,77 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,53 persen. Sektor saham aneka industri susut 1,9 persen, dan catatkan penurunan terbesar, disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,63 persen dan sektor saham pertanian susut 0,60 persen.

Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham OKAS naik 33,87 persen ke level Rp 83 per saham, saham BINA mendaki 25 persen ke level Rp 1.100 per saham, dan saham NELY melonjak 22,5 persen ke level Rp 147 per saham.

Saham-saham yang catatkan top losers antara lain saham TBMS turun 22,74 persen ke level Rp 1.070 per saham, saham DPNS merosot 2,22 persen ke level Rp 336 per saham, dan saham SKLT tergelincir 18,18 persen ke level Rp 900 per saham.

Sebagian besar indeks saham acuan menguat di bursa Asia. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,53 persen ke level 26.664,40, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,16 persen ke level 2.429,94, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,10 persen ke level 20.020.

Selain itu, indeks saham Shanghai menanjak 1,36 persen ke level 3.230, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul indeks saham Singapura mendaki 0,57 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,24 persen ke level 10.506.

Pengamat pasar modal, Satrio Utomo menuturkan, kekhawatiran pelaku pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan berdampak negatif ke IHSG. Selain itu, tekanan jual investor asing juga bebani IHSG. Namun, Satrio menilai tekanan jual investor asing masih wajar.

"Ada data penjualan kendaraan tidak begitu bagus beri tekanan ke saham-saham blue chip," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Satrio menambahkan, harga batu bara naik 3,5 persen di pasar London juga mendorong kenaikan sektor saham pertambangan.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya