Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten properti sudah merilis kinerja keuangan hingga akhir September 2017. Emiten properti mencatatkan kinerja beragam selama sembilan bulan pertama 2017.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/11/2017), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) membukukan penjualan naik 66,39 persen dari Rp 1,9 triliun hingga September 2016 menjadi Rp 3,16 triliun hingga akhir September 2017.
Kenaikan penjualan itu mendorong laba tumbuh 69,21 persen dari Rp 659,74 miliar pada akhir kuartal III 2016 menjadi Rp 1,11 triliun hingga akhir kuartal III 2017.
Advertisement
Baca Juga
PT Alam Sutera Realty Tbk membukukan pendapatan bunga naik dari Rp 21,22 miliar pada kuartal III 2016 menjadi Rp 31,02 miliar pada kuartal III 2017. Perseroan juga mendapatkan laba atas penjualan aset tetap sebesar Rp 74,15 juta hingga kuartal III 2017.
Dengan kondisi keuangan tersebut, perseroan mencatatkan kenaikan laba per saham dasar dari Rp 33,58 pada akhir kuartal III 2016 menjadi Rp 56,82 pada akhir kuartal III 2017.
Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencetak pendapatan Rp 5,82 triliun hingga akhir kuartal III 2017. Pendapatan itu tumbuh 36,22 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,15 triliun.
Kenaikan pendapatan itu mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 98,75 persen menjadi Rp 2,30 triliun hingga akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,15 triliun.
PT Bumi Serpong Damai Tbk mencatatkan kenaikan pendapatan bunga dan investasi naik 21,26 persen dari Rp 165,42 miliar pada akhir kuartal III 2016 menjadi Rp 200,60 miliar. Perseroan juga membukukan pendapatan dividen dari Rp 269,25 juta hingga akhir kuartal III 2016 menjadi Rp 4,03 miliar pada akhir September 2017.
Dengan kondisi keuangan tersebut, perseroan membukukan laba per saham dasar naik menjadi 119,62 pada akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 60,18.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kinerja Emiten Properti hingga Kuartal III
Emiten properti lain yang membukukan kinerja positif antara lain PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencetak laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 8,31 persen menjadi Rp 1,42 triliun hingga akhir September 2017. Pada akhir September 2016, perseroan membukukan laba bersih Rp 1,31 triliun.
Kenaikan laba itu didorong dari pendapatan naik 20,87 persen menjadi Rp 4,39 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,63 triliun.
Perseroan mencatatkan penghasilan bunga naik dari Rp 76,02 miliar hingga akhir September 2016 menjadi Rp 105,43 miliar hingga akhir September 2017. Namun, perseroan mengalami kerugian kurs Rp 13,89 miliar pada akhir September 2017.
Perolehan kinerja keuangan itu membuat PT Pakuwon Jati Tbk mencetak laba per saham naik dari Rp 27,25 pada akhir September 2016 menjadi Rp 29,52 pada akhir September 2017.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencetak laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 24,99 persen dari Rp 432,89 miliar hingga akhir September 2016 menjadi Rp 541,08 miliar.
Perseroan mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha tumbuh 31,8 persen dari Rp 4,14 triliun hingga akhir September 2016 menjadi Rp 5,45 triliun hingga akhir September 2017.
Perolehan penjualan dan pendapatan itu diperoleh dari penjualan naik 42,6 persen menjadi Rp 4,17 triliun hingga kuartal III 2017. Sementara itu, sewa dan lain-lain naik tipis 5,6 persen menjadi Rp 1,28 triliun. Hingga akhir September 2017, perseroan membukukan penjualan pemasaran sebesar Rp 2,79 triliun.
Penjualan pemasaran itu naik meningkat 33,5 persen dari periode sembilan bulan pertama 2016 sebesar Rp 2,09 triliun. Dengan kondisi kinerja keuangan tersebut, perseroan mencatatkan laba per saham dasar naik menjadi Rp 27,94 hingga akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,19.
Di antara emiten properti membukukan kinerja positif, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan kinerja pendapatan dan laba turun tipis. Ini ditunjukkan dari pendapatan perseroan melemah tipis 1,59 persen dari Rp 4,41 triliun hingga akhir September 2016 menjadi Rp 4,34 triliun hingga akhir September 2017.
Hal itu mendorong laba turun 8,3 persen menjadi Rp 566,24 miliar hingga akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 617 miliar. Perseroan membukukan penhasilan lain-lain naik dari Rp 114,09 miliar pada akhir September 2016 menjadi Rp 115,16 miliar pada akhir September 2017.
Selain itu, perseroan mencatatkan laba dari pelepasan investasi pada entitas asosiasi menjadi Rp 65,87 miliar pada akhir September 2017. Dengan melihat kinerja itu, perseroan cetak laba bersih per saham turun menjadi 31 pada akhir September 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 33.
Advertisement