Intip Kinerja 4 Emiten Bank Besar hingga Kuartal III 2017

Emiten bank besar mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2017. PT Bank Negara Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan kinerja besar.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Okt 2017, 12:31 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 12:31 WIB
20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja melintas di layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten bank besar mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2017. Dari empat emiten bank besar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan pertumbuhan kinerja lebih besar.

Mengutip laporan keuangan emiten bank di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih naik 11,3 persen menjadi Rp 16,8 triliun pada kuartal III 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,1 triliun.

Kenaikan itu juga didukung dari pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tumbuh 5,2 persen. Pendapatan operasional tumbuh menjadi Rp 41,7 triliun selama sembilan bulan pertama 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 39,7 triliun.

Outstanding portofolio kredit mencapai Rp 440 triliun pada akhir September 2017. Kredit itu tumbuh 13,9 persen secara year on year (YoY) yang didorong segmen korporasi dan konsumer.

Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA berada di level 1,5 persen pada akhir September 2017. Total cadangan kredit terbesar sebesar Rp 12,8 triliun, meningkat 13,6 persen dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya.

BCA juga mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat. Rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat 74,7 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,6 persen. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat 190,8 persen.

Dana pihak ketiga (DPK) naik 16,5 persen secara year on year menjadi Rp 574,4 triliun pada akhir September 2017. DPK itu ditopang dana deposito tumbuh 36 persen menjadi Rp 146,4 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) mencatat komposisi terbesar 74,5 persen terhadap total dana pihak ketiga.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 8,2 persen menjadi Rp 20,50 triliun hingga kuartal III 2017. Periode sama tahun sebelumnya Rp 18,95 triliun.

Pendapatan bunga bersih tercatat naik 11,8 persen menjadi Rp 55,12 triliun hingga kuartal III 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,26 triliun.

Total kredit yang disalurkan sebesar Rp 694,2 triliun hingga kuartal III 2017. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mendominasi penyaluran sebesar 75,8 persen atau sebesar Rp 526,5 triliun.

Emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk juga mencetak kinerja terbaik. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba tumbuh 25,4 persen menjadi Rp 15,1 triliun hingga akhir September 2017. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 12,01 triliun.

Pendapatan operasional naik 4,1 persen mencapai Rp 57,5 triliun. Kinerja keuangan tersebut juga ditopang dari pertumbuhan kredit 9,8 persen menjadi Rp 686,2 triliun. Dana pihak ketiga yang dihimpun naik 10,3 persen menjadi Rp 761,5 triliun.

Dari antara emiten bank besar tersebut, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan pertumbuhan terbesar hingga kuartal III 2017. PT Bank Negara Indonesia Tbk membukukan laba bersih tumbuh 31,6 persen menjadi Rp 10,16 triliun hingga kuartal III 2017.

Kenaikan laba bersih itu ditopang penyaluran kredit yang naik 13,3 persen. Penyaluran kredit BNI sebesar Rp 421,41 triliun pada kuartal III 2017.

BNI juga menghimpun DPK sebesar Rp 480,53 triliun atau naik 19,6 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp 401,88 triliun. Komponen dana murah (current account saving account/CASA) mencatatkan komposisinya menjadi 60,4 persen pada kuartal III 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Saham Bank Masih Menarik?

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, di tengah lesunya sektor konsumsi, sektor bank masih bisa positif. Hal itu menurut David ditopang dari langkah bank menjaga margin bunga bersih atau net interest margin. "Mereka (bank) mampu menjaga NIM sehingga profit tidak terganggu," kata David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, kinerja bank masih bisa positif hingga akhir 2017. Hal itu juga ditopang dari kebiasaan masyarakat kini lebih memilih simpan uang ketimbang konsumsi. Ini akan membantu likuiditas bank sehingga menyalurkan kredit dengan baik.

Hal senada dikatakan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya. Ia menilai, saham bank masih menarik mengingat urat nadi perekonomian. Akan tetapi, kinerja bank menurut William mendapatkan tantangan non performing loan (NPL) atau rasio kredit macet.

"Tiap tahun bank bisa menjaga kinerjanya dan likuiditas bank juga masih baik," kata William.

William pun memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk dicermati pelaku pasar. Sedangkan David merekomendasikan saham BCA,BNI dan Bank Mandiri.

"Target harga saham BRI Rp 16.500, BBNI Rp 8.000, dan Bank Mandiri Rp 7.500," ujar David.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya