Melemah 33,16 Poin, IHSG Lengser dari Posisi 6.000

Sektor saham barang konsumsi catatkan penurunan terbesar sehingga dorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Nov 2017, 16:20 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 16:20 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Aksi jual investor tekan IHSG sehingga turun dari posisi 6.000.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (14/11/2017), IHSG melemah 33,16 poin atau 0,55 persen ke posisi 5.988,29. Indeks saham LQ45 susut 0,77 persen ke posisi 993,19. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 212 saham melemah sehingga menekan IHSG. 126 saham lainnya menguat dan 109 saham diam di tempat. Pada Selasa sore, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.039,29 dan terendah 5.988,29. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 341.680 kali dengan volume perdagangan saham 12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 723,54 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.545.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perdagangan naik 0,85 persen. Sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,01 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan dan manufaktur.

Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham BUMI naik 12 persen ke posisi Rp 280 per saham, saham IIKP menguat 11,88 persen ke posisi Rp 226 per saham, dan saham BKSL melonjak 5,84 persen ke posisi Rp 145 per saham.

Sedangkan saham SMRA melemah 7,11 persen ke posisi Rp 915 per saham, saham ARMY turun 5,03 persen ke posisi Rp 189 per saham, dan saham LPKR tergelincir 4,72 persen ke posisi Rp 605 per saham.

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Sebagian besar bursa Asia melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,10 persen, indeks saham Korea Selatan melemah 0,15 persen, indeks saham Jepang Nikkei berada di posisi 22.380, indeks saham Shanghai susut 0,53 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,59 persen, dan indeks saham Taiwan naik 0,03 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, usai sempat alami kenaikan di awal sesi, IHSG kembali melemah di akhir sesi. Hal itu dipicu aksi jual usai kenaikan IHSg sebelumnya.

"Aksi jual kian terlihat sejak awal sesi kedua dengan pergerakan IHSG melemah dari 6.022 ke 6.009 usai pelaku pasar kembali manfaatkan kenaikan sebelumnya. Bahkan kembali terapresiasinya rupiah dan posisi IHSG mendekati batas tengah bollinger band dan belum mampu angkat IHSG," kata Reza.

Reza menilai, IHSG yang didera aksi jual karena lebih memfaktorkan pelemahan sejumlah bursa saham Asia usai rilis beberapa data ekonomi China di bawah harapan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Bergerak Campuran di Awal Sesi

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah pada awal sesi perdagangan saham. IHSG diperkirakan akan bervariasi pada perdagangan hari ini.

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Selasa (14/11/2017), IHSG turun 2,35 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.019,10. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dengan naik tipis 7,99 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.030,03. Indeks saham LQ45 menguat 0,22 persen ke posisi 1.002,96. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 95 saham menguat sehingga mendorong kenaikan IHSG. 37 saham melemah dan 99 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.034,87 dan terendah 6.019,10.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 12.669 kali dengan volume perdagangan 261 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 217 miliar. Investor asing masih melakukan aksi jual Rp 7 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.530.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham kompak menghijau kecuali sektor saham kontruksi turun 0,08 persen. Sektor saham keuangan naik 0,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan naik 0,36 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers pada awal sesi antara lain saham AUTO naik 5,26 persen ke posisi Rp 2.400, saham BKSL menguat 5,11 persen ke posisi Rp 144, dan saham IIKP melonjak 4,95 persen ke posisi Rp 210 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MNCN turun 3,94 persen ke posisi Rp 1.585, saham NIRO merosot 3,45 persen ke posisi Rp 56 per saham, dan saham SMRA susut 2,03 persen ke posisi Rp 965 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya