Bursa Global Positif, IHSG Menguat 24 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada awal sesi perdagangan Rabu (19/9/2018).

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Sep 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 09:12 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada awal sesi perdagangan Rabu (19/9/2018). IHSG mengikuti gerak bursa saham global yang positif.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu pekan ini, IHSG menguat 24 poin atau 0,41 persen ke posisi 5.835,79. Indeks saham LQ45 mendaki 0,65 persen. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG mendaki 39,83 poin ke posisi 5.851. Indeks saham LQ45 bertambah 0,88 persen ke posisi 920,33. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Sebanyak 149 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 27 saham melemah dan 87 saham lainnya diam di tempat. Pada awal perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.854,62 dan terendah 5.835,79.

Total frekuensi perdagangan saham 11.122 kali dengan volume perdagangan saham 372,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 199,5 miliar. Investor asing jual saham Rp 14,83 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.894.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,26 persen. Sektor saham aneka industri menguat 1,48 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur mendaki 0,88 persen dan sektor saham tambang menguat 0,84 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PANI mendaki 34,43 persen ke posisi Rp 246 per saham, saham DIGI melonjak 24,71 persen ke posisi Rp 424 per saham, dan saham FILM melonjak 6,31 persen ke posisi Rp 1.180 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TRIL merosot 7,14 persen ke posisi Rp 65 per saham, saham KBLM turun 6,5 persen ke posisi Rp 230 per saham, dan saham PKPK tergelincir 3,55 persen ke posisi Rp 163 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,47 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,27 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Kemudian indeks saham Shanghai melonjak 0,29 persen, indeks saham Singapura naik 0,20 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,63 persen.

 

Prediksi Analis

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan terus menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu 19 September 2018.

"Berkenaan dengan China yang akan menerapkan kebijakan serupa sanksi terhadap AS akan menyulitkan IHSG untuk berada di zona hijau," tutur Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati di Jakarta, Rabu pekan ini. 

Suryo lebih lanjut menuturkan, Negeri Panda itu kini tengah meminta restu kepada World Trade Organization (WTO) untuk menerapkan kebijakan serupa dengan nilai yang sama terhadap produk-produk Negeri Paman Sam itu.

Tak hanya itu, depresiasi mata uang rupiah, menurut Suryo, masih berkontribusi pada merosotnya IHSG. "Nilai tukar rupiah masih pengaruhi gerak IHSG," ujar dia.

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai, investor global kini masih mengamati prospek tarif barang-barang impor China hingga pengaruhnya kepada produksi minyak dunia.

"Kalau dari dalam negeri sendiri katalis mengenai pertumbuhan penjualan mobil akan mempengaruhi pergerakan saham-saham," kata dia. Beralih ke saham, Suryo merekomendasikan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sedangkan Lanjar menyarankan, saham yang dapat dibeli investor antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA).  

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya