Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mampu mencetak pendapatan Rp 5,3 triliun pada Semester I 2019. Angka tersebut stabil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang juga sebesar Rp 5,3 triliun.
Pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan recurring yang kuat terutama dari segmen bisnis healthcare yaitu dari PT Siloam Hospitals Tbk (SILO)
Siloam Hospitals mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 18,5 persen menjadi Rp 3,4 triliun di semester I 2019 dari Rp 2,8 triliun semester I 2018. Angka tersebut berkontribusi terhadap 78 persen dari total pendapatan recurring semester I 2019 dibandingkan dengan 76 persen di Semester I 2018.
Advertisement
Lippo Karawaci membukukan laba bruto Rp 2 triliun di Semester I 2019, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 2,4 triliun. Hal tersebut terjadi karena laba bruto sektor properti yang lebih rendah sebesar Rp 271 miliar yang merupakan penurunan sebesar 70 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat Rp 913 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, laba bruto bisnis healthcare mencatat pertumbuhan yang sehat sebesar 26,3 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 869 miliar di tahun lalu.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, pada kuartal kedua Lippo Karawaci terus menunjukkan kemajuan dalam rencana transformasi. Penawaran Umum Terbatas telah dimulai, penjualan saham Rumah Sakit Myanmar telah selesai dan pengurangan utang telah berjalan.
"Semuanya adalah inisiatif yang merupakan komitmen perseroan untuk diselesaikan bagi para investor kami," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (30/8/2019).
Pasca penyelesaian Penawaran Umum Terbatas di 2Q19 yang telah berhasil, telah membawa pembaruan atas kepercayaan pasar serta peningkatan peringkat kredit perseroan oleh S&P dan Fitch. Hal ini memvalidasi lebih lanjut atas eksekusi perseroan pada rencana transformasi strategis untuk memperkuat neraca serta meningkatkan likuiditas perseroan.
"Kami berharap bahwa pada Semester II 2019, pasar properti akan mulai membaik yang didorong oleh terpilihnya kembali Presiden serta kebijakan yang kondusif terhadap pasar properti bersamaan dengan pemangkasan suku bunga." tutup dia.
Fitch Dongkrak Peringkat Utang Jangka Panjang Lippo Karawaci Jadi B-
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan bahwa Fitch Ratings (Fitch) telah menaikkan peringkat kredit jangka panjang mata uang asing dan lokal menjadi B-, dari CCC+.
Fitch juga menaikkan peringkat nasional jangka panjang LPKR menjadi BB + (idn) dari BB- (idn), yang merupakan kenaikan dua tingkat. Prospek peringkat adalah Stabil.
CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, perseroan sangat senang dengan peningkatan peringkat oleh Fitch dan sebelumnya juga oleh S&P, yang merupakan penegasan kekuatan rencana perubahan Lippo Karawaci hanya dalam waktu empat bulan.Â
BACA JUGA
Status Lippo Karawaci sebagai perusahaan yang lebih stabil dan dikelola dengan baik tidak hanya akan mendapatkan kembali kepercayaan para pembeli, tetapi juga akan membangun kemitraan baru yang akan memperluas jangkauan perseroan ke lebih banyak orang Indonesia.
"Kami sadar akan banyaknya tantangan di masa depan, namun kami akan tetap bijaksana dalam memanfaatkan peluang-peluang usaha yang muncul di bisnis hunian," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (22/7/2019).
Dalam laporannya, Fitch menyatakan bahwa penguatan likuiditas Lippo Karawaci serta terbatasnya risiko pembiayaan kembali sebagai dua dari beberapa faktor utama di balik peningkatan peringkat tersebut, perlu digaris-bawahi bahwa sekarang Lippo Karawaci memiliki fleksibilitas pembiayaan yang memadai untuk memenuhi biaya operasional, beban bunga dan pembayaran hutang pada saat jatuh tempo hingga akhir tahun 2020.
Fitch belum memperhitungkan faktor penjualan Lippo Mall Puri ke dalam hal pemeringkatan tahun 2019, tetapi beropini bahwa hasil bersih dari penjualan tersebut dapat memperkuat likuiditas LPKR yang mana akan membantu Lippo Karawaci untuk memenuhi biaya operasional serta kewajiban pembayaran hutang hingga akhir tahun 2021.
Advertisement