BEI Bekukan Saham Hanson International

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek atau saham PT Hanson International Tbk (MYRX).

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Jan 2020, 16:41 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2020, 16:41 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek atau saham PT Hanson International Tbk (MYRX). Suspensi tersebut dilakukan pada Kamis 16 Januari 2020.

Dalam Keterbukaan Informasi BEI, penghentian sementara perdagangan saham Hanson tersebut terkait dengan gagal bayar atas pinjaman individu perusahaan.

"Berdasarkan hal tersebut untuk menjaga perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien, Bursa efek Indonesia memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT Hanson International Tbk," tulis keterbukaan informasi tersebut.

Penhentian tersebut dilakukan sejak sesi I perdagangan Kamis 16 Januari 2020 hingga pengumuman bursa lebih lanjut.

Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PT Hanson International Tbk.

Benny Tjokro, Salah Satu Orang Terkaya Indonesia yang Terjerat Kasus Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya Persero).
PT Asuransi Jiwasraya Persero).

Nama Benny Tjokrosaputra mendadak ramai diperbincangkan usai dirinya ditetapkan sebagai salah satu tersangka kasus Jiwasraya oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Kasus ini mencuat usai terungkapnya gagal bayar klaim Jiwasraya dengan nilai yang fantastis yaitu mencapai Rp 13,7 triliun.

Benny Tjokrosaputra rupanya juga bukan nama baru di dunia bisnis Indonesia. Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 15 Mei 1969 ini merupakan Direktur Utama PT Hanson International. 

Benny bahkan tercatat masuk dalam 50 besar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes pada 2018. Benny berada diurutan ke-43 dengan jumlah kekayaan mencapai USD 670 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun.

Dikutip dari laman Bloomberg, cucu dari pendiri grup usaha Batik Keris, Kasom Tjokrosaputro ini juga memiliki jabatan di sejumlah perusahaan seperti Direktur Utama PT Sinergi Megah Internusa dan Direktur Utama PT Suba Indah.

Sedangkan PT Hanson International Tbk sendiri memiliki beberapa anak usaha PT Binadaya Wiramaju yang bergerak di sektor pertambangan, PT De Petroleum International yang bergerak di sektor pengolahan limbah dan PT Mandiri Mega Jaya yang bergerak di sektor properti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya